BEI Cecar Soal Utang Jumbo Indosat, Berikut Rincian dan Dampaknya

Nur Hana Putri Nabila
30 Juli 2024, 13:27
BEI meminta penjelasan kepada PT Indosat Ooredo Hutchison Tbk (ISAT) mengenai utang jumbo yang akan jatuh tempo.
Pexels
BEI meminta penjelasan kepada PT Indosat Ooredo Hutchison Tbk (ISAT) mengenai utang jumbo yang akan jatuh tempo.
Button AI Summarize

Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan lebih lanjut kepada PT Indosat Tbk (ISAT) perihal utang per 31 Maret 2024. Dalam laporan keuangan ISAT, disebutkan ada utang pengadaan sebesar Rp 10,1 triliun atau sebanyak 99,9% dari total utang dan akan jatuh tempo dalam jangka pendek.

Chief Legal & Regulatory Officer Indosat Reski Damayanti mengatakan per 31 Maret 2024, utang pengadaan sebesar Rp 10,1 triliun tersebut mencakup pengeluaran modal dan operasional. Pengeluaran ini terkait dengan pengadaan proyek penting seperti ekspansi jaringan, peningkatan teknologi, dan kebutuhan operasional, yang seluruhnya bertujuan untuk menjaga kualitas layanan dan daya saing perseroan.

“Tingginya persentase utang jatuh tempo jangka pendek (99,9%) sesuai dengan jadwal jatuh tempo pembayaran,” kata Reski dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (29/7).

Reski menegaskan Indosat akan melunasi utang pengadaan tersebut sesuai jadwal jatuh tempo yang sudah disepakati dengan pemasok. Tak hanya itu, Indosat akan menggunakan dana yang diperoleh dari aktivitas usaha perseroan untuk melunasi utang tersebut. Ia menyebut penerimaan kas dari pelanggan selama tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2024 mencapai Rp 13,6 triliun sehingga cukup untuk menutup kebutuhan tersebut.

Pinjaman Bank

Bursa juga meminta penjelasan Indosat terkait informasi dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Nomor 15 tentang Pinjaman. Berdasarkan data tersebut, per 31 Maret 2024, Indosat membukukan pinjaman sebesar Rp7,4 triliun, dengan Rp1,2 triliun di antaranya akan jatuh tempo dalam jangka pendek.

Reski mengatakan Indosat menggunakan pinjaman tersebut untuk pembiayaan modal kerja, pengeluaran modal, dan pembiayaan umum. Ia menegaskan Indosat akan melunasi pinjaman tersebut sesuai jadwal jatuh tempo pinjaman menggunakan dana internal. 

“Saat ini tidak ada pembayaran pokok dan bunga pinjaman yang tertunda,” ucapnya.

 Terkait sumber dana yang digunakan, Reski menyatakan bahwa Indosat memiliki saldo kas sebesar Rp 7,8 trilliun per 31 Maret 2024. Indosat juga akan melunasi pinjaman bank sesuai dengan jadwal jatuh tempo pinjaman. 

Utang Obligasi dan Sukuk

Bursa juga meminta penjelasan terkait informasi dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Nomor 16 dan 17 tentang Obligasi dan Sukuk. Berdasarkan data tersebut, per 31 Maret 2024, ISAT membukukan utang obligasi sebesar Rp 5,4 triliun dan utang sukuk sebesar Rp1,8 triliun. Di dalamnya terdapat utang obligasi dan sukuk yang jatuh tempo dalam satu tahun masing-masing sebesar Rp 825,8 miliar dan Rp 476,9 miliar.

Reski mengatakan bahwa perseroan akan melunasi utang obligasi dan sukuk tersebut sesuai dengan jadwal jatuh tempo pinjaman menggunakan dana internal. Selain itu, Indosat juga memastikan akan memenuhi semua covenant yang dipersyaratkan dalam perjanjian obligasi dan sukuk.

“Perseroan tidak memiliki kendala dan hambatan dalam melunasi kewajiban tersebut,” tambahnya.

Dampak Jika Indosat Tak Lunasi Utang

Reski menjelaskan jika kewajiban utang pengadaan tidak terpenuhi tepat waktu, perseroan dapat menghadapi beberapa masalah. Pertama, gangguan operasional Indosat, di mana rantai pasokan dan operasi perusahaan dapat terpengaruh, yang berdampak langsung pada kualitas layanan.

Kedua, hubungan dengan pemasok bisa terganggu. Reski menyebut pembayaran yang tertunda dapat merusak hubungan baik dengan pemasok hingga mempengaruhi syarat pembayaran dan keberlanjutan pasokan barang atau jasa.

Ketiga, kinerja keuangan perusahaan dapat terkena dampak negatif. Kegagalan dalam melakukan pembayaran dapat menimbulkan biaya tambahan, yang mengakibatkan pada penurunan kinerja keuangan dan likuiditas perusahaan. 

Terakhir, ada risiko terhadap reputasi perusahaan. Ia menyebut keterlambatan pembayaran dan ketidakmampuan melunasi utang dapat merusak reputasi perusahaan di pasar dan mengurangi kepercayaan investor.

Demi mengatasi risiko ini, Reski menyampaikan perseroan memiliki manajemen arus kas yang kuat dan cadangan likuiditas yang memadai. Ia optimistis Indosat dapat memenuhi kewajiban ini melalui perencanaan keuangan yang hati-hati dan manajemen strategis.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...