Bank DBS Bidik Sembilan Sektor untuk Salurkan Pembiayaan Transisi

Tia Dwitiani Komalasari
7 Agustus 2024, 18:31
Executive Director Institutional Banking Group Bank DBS Indonesia, Heru Gautama, menjadi pembicara dalam Katadata Safe 2024 di Jakarta, Rabu (7/8).
Fauza/Katadata
Executive Director Institutional Banking Group Bank DBS Indonesia, Heru Gautama, menjadi pembicara dalam Katadata Safe 2024 di Jakarta, Rabu (7/8).
Button AI Summarize

PT Bank DBS Indonesia akan fokus pada sembilan sektor kunci dalam menyalurkan pembiayaan transisi atau transisi finance. Sembilan sektor tersebut dinilai sebagai kunci dalam mencapai target net zero emission atau NZE.

Pembiayaan transisi adalah pendekatan pembiayaan baru yang bertujuan untuk mendukung perusahaan yang berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca secara terus-menerus sesuai dengan strategi jangka panjang untuk mencapai masyarakat dekarbonisasi.

Executive Director Institutional Banking Group Bank DBS Indonesia, Heru Gautama, mengatakan DBS sebelumnya melakukan identifikasi sektor-sektor yang emisi karbonnya besar. Dari identifikasi tersebut dihasilkan sembilan sektor yaitu pembangkit listrik, minyak dan gas, metal dan tambang, real estate, penerbangan, otomotif, pertanian dan pangan, kimia, dan pelayaran.

“Mereka berkontribusi paling besar pada efek gas rumah kaca secara global,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam Katadata Safe 2024 di Jakarta, Rabu (⅞).

Dia mengatakan, sembilan sektor membutuhkan teknologi untuk menekan emisi dari proses produksinya. Teknologi tersebut sudah ada saat ini, namun membutuhkan investasi dan pembiayaan yang tidak sedikit.

“Mereka mewakili 31% dari pinjaman yang beredar tetapi merupakan mayoritas dari emisi yang dibiayai oleh DBS,” ujarnya.

Meskipun demikian, Heru mengatakan, DBS tidak hanya menyasar perusahaan besar untuk pembiayaan berkelanjutan. Bank yang berpusat di Singapura tersebut juga menyasar sektor lain seperti usaha kecil menengah.

Menurut Heru, DBS juga aktif melakukan pembiayaan pada rantai pasok kendaraan listrik, mulai dari hulu ke hilir. Selanjutnya, DBS juga akan fokus menyasar industrialisasi mineral kritis.

Sebelumnya, PT Bank DBS Indonesia mencatat telah mengucurkan pendanaan berkelanjutan untuk nasabah korporasi sebesar Rp 6,1 triliun sepanjang 2023. Jumlah penyaluran kredit terkait Environmental, Social, and Governance (ESG) tersebut meningkat lima kali lipat atau 540 persen dari realisasi Rp 1,1 triliun pada 2022.

Penyaluran tersebut juga melampaui target Rp 1,3 triliun. Kredit terkait ESG Bank DBS Indonesia pada 2023 setara dengan 9,61 persen dari total portofolio pinjaman yang mencapai Rp 63,44 triliun.

DBS Indonesia melanjutkan akselerasi penyaluran dana kredit terkait dengan ESG. Pada semester pertama 2024, komitmen dilakukan melalui penyaluran dana sosial melalui Uncommitted Revolving Credit Facility sebesar Rp 1 triliun kepada PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam program MEKAAR. Selain itu, Bank DBS Indonesia juga memberikan fasilitas kredit sebesar US$10 juta kepada PT Indo-Rama Synthetics Tbk.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...