Sinarmas Sekuritas: Merger FREN dan EXCL Wajib Dilakukan untuk Menang Lelang 5G

Patricia Yashinta Desy Abigail
25 September 2024, 18:51
Ilustrasi XL Axiata merger dengan Smartfren
Fauza Syahputra|Katadata
Ilustrasi XL Axiata merger dengan Smartfren
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Sinarmas Sekuritas menilai penggabungan usaha atau merger emiten telekomunikasi PT Smartfren Tbk (FREN) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) wajib dilakukan. Merger tersebut bahkan seharusnya cepat dilakukan sebelum lelang spektrum frekuensi untuk 5G dilaksanakan agar tidak kalah dengan PT Telkomsel Tbk (TLKM) dan PT Indosat Tbk (ISAT). 

Senior Equity Analyst Sinarmas Sekuritas, Yosua Zisokhi, mengatakan saat ini masih menunggu secara resmi penggabungan usaha antara XL dn Fren. Yousa berasumsi keduanya masih memiliki pekerjaan rumah (PR) seperti pengurangan utang dari entitasnya hingga kemungkinan rights issue sebelum benar-benar merger.

"Dan berarti kami bisa lihat mungkin paling cepat tahun depan atau dua tahun lagi untuk terlaksana merger. Intinya merger wajib ya kalau mau bersaing dengan Telkomsel dan Indosat," kata Yosua dalam Riset Bulanan secara online, dikutip Rabu (25/9).

Di sisi lain, Yosua mengkhawatirkan mergernya FREN dan EXCL dilakukan setelah lelang spektrum. "Kalau terjadi, maka kemungkinan akan kalah lagi karena spectrumnya sudah diambil oleh dua entitas yang lebih efisien dalam segi cost atau biaya," tuturnya.

Sebagai informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo menargetkan lelang spektrum frekuensi untuk 5G pada semester II tahun ini. Namun, Kominfo masih mengkaji insentif untuk pelaku industri. Adapun, spektrum yang akan dilelang untuk 5G yakni spektrum frekuensi 700 MHz dan 26 GHz.

"Kami maunya lebih cepat, kalau bisa pada kuartal kedua ini, mudah-mudahan bisa," kata Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kominfo, Ismail, usai acara Peresmian Smart 5G Warehouse dan 5G+ Innovation Center Pertama di Indonesia, di Huawei 5G Smart Warehouse, Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (7/3).

Ismail mengatakan proses lelang ini masih dalam tahap diskusi internal terkait wacana insentif. Sehingga perlu komunikasi dengan Kementerian Keuangan dan BPKP. Kominfo sedang menyiapkan insentif untuk implementasi internet 5G. Tujuannya mempercepat target kecepatan internet Indonesia ke posisi 10 besar dunia.

Yosua juga membeberkan adanya lelang spektrum menunggu dari menteri baru saat transisi pemerintahan. Sehingga merger diprediksi terlaksana di 2025. Ia menjelaskan adanya spektrum frekuensi ini akan membuat industri telekomunikasi lebih efisien dan tidak terlalu banyak mengeluarkan cost atau biaya.

Namun isu merger dua perusahaan telekomunikasi EXCL dengan FREN akhirnya bakal terwujud. Kedua perusahaan baru saja menyepakati nota kesepahaman yang tidak mengikat untuk menjajaki rencana penggabungan usaha.

Nota kesepakatan itu ditandatatangi Grup Sinar Mas, yang diwakili tiga entitas yakni PT Wahana Inti Nusantara (WIN), PT Global Nusa Data (GND); dan (c) PT Bali Media Telekomunikasi (BMT) bersama dengan Axiata Group Berhad, induk dari XL Axiata.

Nantinya, setelah merger XL Axiata dan Smartren akan ada entitas baru yang disebut MergeCo.  “Rencana transaksi ini masih dalam tahap evaluasi awal, di mana Axiata dan Sinar Mas memiliki tujuan untuk tetap menjadi pemegang saham pengendali dari MergeCo,” tulis pengumuman manajemen XL Axiata di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, dikutip Rabu (15/5).


Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...