BRI Raih Laba Rp 45,06 Triliun, Naik 2,4% hingga Kuartal III 2024
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) secara konsolidasian membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik Rp 45,06 triliun hingga September 2024. Laba bersih BRI ini meningkat 2,43% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 43,99 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di media massa, pada Rabu (30/10), BRI mencatat kerugian penurunan nilai aset keuangan atau impairment mencapai Rp 32,45 triliun, melonjak 39,6% dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya Rp 23,23 triliun. Di sisi lain, BRI mampu membalikkan kerugian nilai wajar aset keuangan yang mencapai Rp 1,11 triliun pada akhir September 2023, menjadi untung Rp 2,2 triliun per September 2024.
Bank beraset terbesar di Indonesia ini mencatatkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 107,75 triliun pada periode Januari-September 2024, naik 4,6% dibandingkan dengan setahun sebelumnya Rp 103,01 triliun. BRI juga membukukan penyaluran kredit Rp 1.353,36 triliun, naik 14,23% secara tahunan.
Meskipun kredit tumbuh, BRI mampu menurunkan rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross dari 3,23% menjadi 3,04% pada akhir kuartal III 2024. BRI pun mencatat rasio pencadangan atau NPL coverage mencapai 215,44% sampai dengan kuartal tiga 2024.
Rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) BRI 89,6%. Angka ini lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 88,34%. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BRI yaitu 26,76% hingga kuartal ketiga 2024.
BRI telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 1.362,42 triliun per September 2024, meningkat 5,59% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 1.290,28 triliun. Adapun laporan kinerja BRI juga mencatat total aset sampai dengan September 2024 senilai Rp 1.961,92 triliun, meningkat 5,93% secara tahunan.