Ini Prospek Alamtri Resources Indonesia (ADRO) Setelah Dipisahkan dari AADI

Nur Hana Putri Nabila
6 Desember 2024, 17:06
Alamtri Resources Indonesia, ADRO
Fauza Syahputra|Katadata
Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan menilai kinerja keuangan PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) akan tetap positif setelah dipisahkan dari anak usahanya, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan menilai kinerja keuangan PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) akan tetap positif setelah dipisahkan dari anak usahanya, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI). ADRO masih memiliki dukungan dari unit bisnis yang lain, seperti PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), dengan prospek bisnis coking coal yang menjanjikan.

Seperti diketahui, PT Adaro Andalan Indonesia (AADI) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Kamis (5/12). AADI selama ini menyumbang sebagian besar aset dan pendapatan ADRO. Bahkan, kontribusi AADI tercatat terhadap laba ADRO melebihi 100%. 

Darma mengatakan setelah memisahkan (spin off) AADI, laba bersih ADRO kemungkinan tidak akan langsung kembali sebesar sebelumnya dalam waktu dekat. Di sisi lain, fokus ADRO pada pengembangan energi terbarukan menuju 2030 dan diversifikasi bisnis, seperti proyek smelter alumina, menjadi nilai positif yang dapat menopang kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

“Jadi, walaupun ditinggalkan AADI, saya rasa potensi saham ADRO terutama untuk investor asing itu justru bisa lebih attractive,” kata Darma ketika ditemui di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (5/12). 

Darma juga menjelaskan bahwa bisnis batu bara mulai ditinggalkan seiring dengan tren negara-negara dan perusahaan untuk mencapai nol emisi bersih atau net zero emission. ADRO kini lebih fokus pada bisnis energi terbarukan, yang diharapkan tetap menarik. Meski begitu, laba bersihnya kemungkinan tidak sebesar saat masih memiliki AADI.

Direktur Utama AADI Julius Aslan mengatakan tujuan perusahaan memisahkan diri dari Alamtri Resources adalah memastikan kedua perusahaan dapat berkembang bersama. Khususnya terkait Alamtri, ia menekankan ADRO akan mendapatkan akses pendanaan yang lebih luas setelah melepas aset batu bara termalnya.

“Nah, dengan pendanaan yang tidak terbatas tentunya pertumbuhan di dalam bisnis energi terbarukan (renewable) akan lebih besar dan dua-duanya bisa tumbuh tetapi tentunya beda, ya,” kata Julius kepada wartawan di Gedung Bursa Efek (BEI), Jakarta, Kamis (5/12). 

Lebih lanjut, Julius menambahkan ADRO akan terus tumbuh dengan mengandalkan produktivitas dan efisiensi, terutama dalam bisnis batu bara termal. Menurutnya, kunci keberhasilan di sektor tersebut adalah menjaga biaya produksi tetap rendah, sehingga perusahaan dapat bertahan di berbagai kondisi harga pasar. 

Ia mengingatkan bahwa pada tahun 2020, harga batu bara pernah turun tetapi Alamtri tetap mampu bertahan. Hal itu berkat efisiensi yang menjadi kompetensi inti (core competence) perusahaan dan telah terintegrasi sebagai DNA perusahaan.

Di sisi lain, saham ADRO ditutup melemah 1,71% ke level Rp 2.300 pada perdagangan saham sore ini, Jumat (6/12). Kapitalisasi pasarnya juga tergerus menjadi Rp 70,75 triliun. 

Kinerja Keuangan ADRO Semester I 2024

Laporan keuangan ADRO yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk perusahaan tersebut mencapai US$778,77 juta atau Rp11,96 triliun (asumsi kurs Rp15.359 per US$) pada semester I 2024.

Laba bersih Alamtri itu turun 10,87% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) sebesar US$873,83 juta atau Rp13,42 triliun pada semester I 2023.

Pendapatan emiten berkode ADRO ini mencapai US$2,97 miliar atau Rp45,66 triliun hingga enam bulan pertama 2024. Nilainya turun 14,55% (yoy) dari sebelumnya US$3,47 miliar atau Rp53,44 triliun pada semester I 2023.

Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2024, AADI menyumbang 52,9% dari total aset ADRO. Kontribusi laba bersih AADI bahkan melebihi laba bersih ADRO, mencapai 104,8%. Selain itu, kontribusi pendapatan AADI terhadap pendapatan ADRO tercatat sebesar 89,4%.

No.Komponen Nilai Transaksi MaterialAADI (dalam US$ ‘000)ADRO (dalam AS$ ‘000)Persentase
1Total aset AADI dibagi total aset Perseroan nilainya sama dengan atau lebih dari 20%.US$ 5.433.038US$ 10.264.46 352,9%
2Laba bersih AADI dibagi dengan laba bersih Perseroan nilainya sama dengan atau lebih dari 20%.US$ 922.767*)US$ 880.189104,8%
3Pendapatan usaha AADI dibagi dengan pendapatan usaha Perseroan nilainya sama dengan atau lebih dari 20%.US$ 2.656.511US$ 2.972.83589,4%

*) termasuk nonrecurring gain sebesar US$ 322.936 ribu yang dieliminasi pada laba bersih Perseroan.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...