Negara Kantongi Dividen Rp 10,8 Triliun dari BRI


PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) telah membayarkan dividen interim kepada negara Republik Indonesia sebesar Rp 10,88 triliun. Adapun pemegang saham publik BBRI menerima dividen interim Rp 9,45 triliun.
Melansir data komposisi pemegang saham BBRI, negara menguasai 53,19% saham setara dengan 80,61 miliar lembar saham perseroan. Sementara 46,81% atau setara dengan 70,95 miliar lembar saham dimiliki oleh publik.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan jumlah pemegang saham BBRI merupakan yang terbanyak di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan data per Desember 2024, jumlah pemegang saham bank beraset terbesar di Indonesia ini mencapai 653.251 pemegang saham.
"Jumlah investor yang menikmati keuntungan BRI juga akan semakin seiring pertumbuhan investor ritel atau masyarakat Indonesia, dan negara sebagai pemegang saham pengendali," kata Sunarso dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (17/1).
Sunarso menambahkan pertimbangan BRI membagikan dividen interim ini didukung oleh modal yang kuat dan likuiditas memadai. Hal ini seiring dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) dan pengelolaan likuiditas perusahaan yang aman.
Posisi CAR BRI mencapai 26,76% sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR) perusahaan terjaga di level 89,18% per 30 September 2024. “Dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat tersebut, BRI masih memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh lebih baik,” kata Sunarso.
BRI Bukukan Laba Bersih Rp 45,06 Triliun hingga September 2024
BBRI secara konsolidasian membukukan laba bersih Rp 45,06 triliun hingga September 2024. Laba bersih BRI ini meningkat 2,43% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 43,99 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, Rabu (30/10), BRI mencatat kerugian penurunan nilai aset keuangan atau impairment mencapai Rp 32,45 triliun. Angka ini menunjukkan kenaikan 39,6% dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya Rp 23,23 triliun.
Di sisi lain, BRI mampu membalikkan kerugian nilai wajar aset keuangan yang mencapai Rp 1,11 triliun pada akhir September 2023, menjadi untung Rp 2,2 triliun per September 2024.