GOTO Capai EBITDA Disesuaikan Rp 386 Miliar pada 2024


PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membukukan kinerja laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan sebesar Rp 386 miliar pada 2024. Komisaris Utama GOTO Agus Martowardojo menyatakan pencapaian positif GOTO ini berkat transformasi yang dilakukan direksi dan manajemen baru perusahaan dalam 1,5 tahun terakhir.
"Saya ingin sampaikan kinerja GOTO bisa mencapai adjusted EBITDA positif Rp 386 miliar pada 2024. Pada 2023, adjusted EBITDA masih minus Rp 2,2 triliun. Ini laporan proforma," kata Agus dalam Buka Puasa GOTO bersama Pemimpin Media Massa, di Jakarta, Jumat (14/3).
Agus menyebut manajemen baru GOTO di bawah kepemimpinan CEO GOTO Patrick Walujo mencatat berbagai inovasi dan transformasi. "Ini menunjukkan direksi dan manajemen ada di jalur yang benar untuk pertumbuhan berkesinambungan. Pada 2025, kita akan mencapai adjusted EBITDA Rp 1,4 triliun-Rp 1,6 triliun," ujar Agus.
Ditopang Layanan On Demand dan Fintech Gopay
Catherine Hindra Sutjahyo, Direktur dan Presiden Layanan On Demand GOTO, mengatakan mesin di balik pencapaian ini adalah on demand services (ODS) maupun bisnis fintech Gopay.
"Gopay menjadi aplikasi yang paling sering dipakai. Tahun lalu kita launching app Gopay terpisah untuk meraih pasar yang lebih besar," kata Catherine.
Ia menyebut pertumbuhan transaksi bulanan pengguna fintech Gopay mencapai 35% (year-on-year). Pada kuartal keempat 2024, pengguna yang bertransaksi secara bulanan mencapai 20,2 juta. Adapun rata-rata nilai transaksi bulanan per pengguna naik 18% yoy.
Untuk layanan on demand seperti Go Ride dan Go Food, GOTO bakal fokus pada inovasi dan penggunaan teknologi. "Kami menyediakan produk hemat, reguler, dan premium. Pengguna yang menggunakan produk yang affordable (hemat) ternyata juga menggunakan produk yang lain," tuturnya.
Tim analis Stockbit Sekuritas menilai target adjusted EBITDA GOTO sebesar Rp 1,4 triliun-Rp 1,6 triliun pada 2025 merupakan target yang realistis untuk dicapai. "Risiko terhadap pencapaian target berpotensi datang dari pelemahan daya beli, yang dapat berujung pada meningkatnya kompetisi karena konsumen akan lebih sensitif terhadap harga," kata tim analis Stockbit dalam risetnya, Jumat (14/3).
Di sisi lain, tim analis Stockbit melihat ada potensi kenaikan yang ditopang oleh efisiensi biaya operasional. Hal ini berpotensi meningkatkan margin GOTO pada tahun ini.