Kurs Rupiah Stabil 13.600/US$ Disokong Perdamaian AS-Tiongkok
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih perkasa. Nilai tukar rupiah terpantau bergerak stabil di kisaran Rp 13.600 per dolar AS. Membaiknya hubungan dagang AS dan Tiongkok disebut-sebut sebagai faktor yang menyokong penguatan nilai tukar mata uang.
Mengacu pada data Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka pada level 13.640 per dolar AS, menguat tipis 0,04% dibandingkan penutupan sehari sebelumnya. Nilai tukar rupiah saat ini merupakan yang terkuat sejak Februari 2018.
Sedangkan saat berita ini ditulis, nilai tukar rupiah sedikit melemah ke level 13.653 per dolar AS. Ini artinya, terdepresiasi 0,06% dari penutupan sehari sebelumnya.
(Baca: Pemerintah Pastikan Kurs Rupiah Tak Akan Dibiarkan Menguat Cepat)
Nilai tukar mata uang Asia lainnya terhadap dolar AS juga cenderung stabil, dengan pelemahan dan penguatan kurang dari 0,2%. Peso Filipina, dolar Singapura, dan dolar Hong Kong menguat 0,01%. Sedangkan pelemahan terbesar dialami rupe India 0,21%, diikuti ringgit Malaysia 0,1%.
Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai, membaiknya hubungan dagang AS dengan Tiongkok masih akan menjadi sentimen positif. "Sehingga masih menjadi market mover penguat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pekan ini," kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (20/1).
Pemerintah AS dan Tiongkok telah menandatangani perjanjian dagang fase pertama, setelah lebih dari dua tahun menjalani negosiasi alot. Tjendra memprediksi belum akan ada friksi baru dalam hubungan dagang kedua negara lantaran masih fokus dalam menjalankan perjanjian fase pertama. Hal ini akan menyokong stabilitas di pasar.
(Baca: IHSG Diramal Naik, Analis Rekomendasikan Saham Perkebunan dan Bank)
Ditambah lagi, di dalam negeri, belum ada pula data ekonomi penting yang akan dirilis. Meskipun, pelaku pasar memang sedang menantikan kebijakan dan pernyataan Bank Indonesia (BI) usai rapat dewan gubernur bulanan pada Kamis (23/1) mendatang.
Ia memprediksi BI akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 5%. "Tentunya dengan pertimbangan kondisi inflasi RI yang relatif stabil, serta hubungan AS dan Tiongkok yang membaik," ujarnya.
Adapun mata uang Garuda diprediksi bergerak pada rentang Rp 13.600 - 13.700 per dolar AS pada awal pekan ini.