Pertumbuhan Ekonomi 2018 Diprediksi 5,1%, Tertolong Konsumsi Domestik

Rizky Alika
4 Februari 2019, 17:58
Restoran Freshippo Alibaba
Katadata | Muchamad Nafi

Badan Pusat Statistik (BPS) bakal segera mengumumkan pertumbuhan ekonomi 2018. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Tiongkok jadi sorotan lantaran mencatatkan rekor terendah dalam 28 tahun dan memunculkan kekhawatiran akan berdampak pada perdagangan internasional dan ekonomi negara lainnya. Namun, beberapa ekonom optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 tumbuh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2018 sebesar 5,06%. Adapun tiga kuartal sebelumnya, pertumbuhan ekonomi secara berturut-turut sebesar 5,06%, 5,27%, dan 5,17%. Dengan demikian, secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 5,14%. Ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 5,07%, meski di bawah asumsi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yaitu 5,4%.

(Baca: Pembangunan Infrastruktur Masif, Akankah Dongkrak Ekonomi?)

Pertumbuhan ekonomi yang di atas 5% seiring dengan stabilnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga, yang merupakan kontributor utama pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap berada di atas 5%. Penyebab utamanya, harga barang dan jasa relatif stabil. Ini tercermin dari tingkat inflasi yang sebesar 3,13%. "Karena inflasi terjaga rendah, " kata dia kepada katadata.co.id, Senin (4/2).

Di sisi lain, ia memperkirakan investasi yang kontributor kedua pertumbuhan ekonomi masih tumbuh meski belum signifikan. Hal ini dengan melihat realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang mencapai Rp 721,3 triliun sepanjang tahun lalu. Sementara itu, ekspor diprediksi masih tumbuh meski melambat pada kuartal IV. Pertumbuhan ekspor diperkirakan sebesar 6,65% pada kuartal IV, lebih rendah dibandingkan kuartal III yang sebesar 7,52%. 

(Baca: Investasi 2018 Tak Capai Target Imbas Perang Dagang dan Pemilu)

Adapun, menurut dia, perkiraan pertumbuhan ekonomi kuartal IV yang sebesar 5,06%, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 5,17%, lantaran faktor musiman. Faktor musiman yang dimaksud yaitu hari kerja yang lebih sedikit pada kuartal IV seiring libur Natal dan tahun baru. Selain itu, aktivitas ekonomi tumbuh lebih tinggi di kuartal sebelumnya karena ada musim panen.

Ke depan, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2019 masih mengalami perlambatan. Sebab, investasi diperkirakan masih lemah lantaran investor menanti hasil pemilihan kabinet pada Oktober 2019. Selain itu, rencana investasi juga telah direalisasikan pada kuartal I 2018. Kemudian ada penurunan harga komoditas yang bakal memengaruhi kinerja ekspor. 

(Baca: Optimis Jelang Pilpres, Katadata Investor Confidence Index Capai 139,1)

Namun, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diyakini akan meningkat lantaran adanya perayaan Imlek dan pengeluaran Pemilu. Secara keseluruhan 2019, ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi masih di kisaran 5%. Adapun, asumsi pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2019 yaitu sebesar 5,3%.

Di sisi lain, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV berkisar 5,1%. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi 2018 akan berada di sekitar 5,15%.

Senada dengan David, ia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Di sisi lain, penurunan pertumbuhan ekspor diperkirakan tidak berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...