Pertumbuhan Investasi Kuartal II Tertinggi di Periode Sama Sejak 2013

Rizky Alika
Oleh Rizky Alika - Martha Ruth Thertina
9 Agustus 2018, 18:29
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

Pertumbuhan investasi yang hanya mencapai 5,87% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal II tahun ini jadi sorotan banyak pihak. Sebab, tiga kuartal sebelumnya pertumbuhannya di atas 7%. Namun, bila dibandingkan dengan kuartal II dalam lima tahun belakangan, pertumbuhannya sebetulnya paling tinggi.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan investasi kuartal II pada 2017 tercatat sebesar 5,35%, pada 2016 sebesar 5,06%, pada 2015 sebesar 3,55%, pada 2014 sebesar 4,53%, dan pada 2013 sebesar 4,53%. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual pun berpendapat data historis tersebut lebih adil digunakan untuk mengomentari pertumbuhan investasi kuartal II lalu.

“Harus fair, kita kan harus lihat kuartal yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan kuartal II lalu tertinggi dalam beberapa tahun,” kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (8/8).

Atas dasar itu, ia pun menduga, perlambatan pertumbuhan imbas faktor musiman. Faktor penyebab lainnya, beberapa investasi besar sudah terealisasi pada kuartal IV tahun lalu dan kuartal I tahun ini, misalnya investasi untuk pembangunan pabrik farmasi dan tekstil. Perlambatan juga bisa jadi lantaran pemerintah menahan belanja modal untuk menekan defisit neraca dagang. Sebab, ketika investasi tinggi, impor melonjak.

(Baca juga: Ini Penyebab Ekonomi Tumbuh Tinggi Meski Investasi dan Ekspor Melemah)

Ke depan, faktor tahun politik dinilainya berisiko menahan langkah pelaku usaha swasta untuk berinvestasi. Namun, ia berpendapat masih ada potensi pertumbuhan investasi menanjak ke atas 6% pada kuartal III tahun ini. Sebab, masih ada penyelesaian proyek pemerintah misalnya yang terkait Asian Games di Jakarta dan Palembang.

Di sisi lain, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir melihat perlambatan pertumbuhan investasi pada kuartal II lalu sudah mencerminkan sikap hati-hati pelaku usaha dalam berinvestasi menjelang pesta politik pemilihan presiden (Pilpres).

“Coba lihat pola jelang siklus politik memang begitu jelang Pilpres atau Pileg orang menahan (sebagai) sikap hati-hatinya, makanya turun dari 7% menjadi 5 sekian persen,” ujar dia.

Libur panjang Lebaran juga dinilainya sebagai penyebab lain perlambatan pertumbuhan investasi. Namun, ia menampik perlambatan imbas kontraksi besar belanja modal pemerintah. Ke depan, ia berharap pertumbuhan investasi membaik seiring pengurusan izin bisnis yang semakin mudah lewat online single submission (OSS).

Adapun indikasi kontraksi belanja modal pemerintah terlihat dari data BPS yaitu perlambatan pertumbuhan tahunan sektor konstruksi. Sektor tersebut tercatat hanya tumbuh 5,73% secara tahunan pada kuartal II, melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 7,35%.

Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara menyebut libur panjang Lebaran sebagai penyebab perlambatan pertumbuhan pada sektor konstruksi. Ke depan, ia berharap pertumbuhan investasi membaik. Hal itu mengacu pada data pertumbuhan tinggi stok (inventory).  

“Kalau kita dalami lagi detailnya, terlihat inventory tumbuh sangat tinggi. Artinya, ada kemungkinan ke depan masih akan berlanjut investasi maupun konsumsinya,” kata dia. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi bisa dipertahankan tetap baik di dua kuartal selanjutnya.

Bila mengacu pada Kementerian Keuangan, realisasi belanja modal (di antaranya belanja infrastruktur) pemerintah pusat memang tercatat rendah sepanjang paruh pertama tahun ini. Per Juni lalu, realsiasinya baru 20% dari target yang sebesar Rp 203,88 triliun. Namun, Kementerian Keuangan memproyeksikan peningkatan di paruh kedua tahun ini sehingga realisasinya sepanjang tahun bisa mencapai 95%.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...