Gubernur Baru BI Perry Warjiyo Janji Respons Bunga Acuan Lebih Cepat
Gubernur baru Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan stabilitas kurs rupiah menjadi prioritas bank sentral saat ini. Untuk itu, pihaknya akan lebih mengkombinasikan kebijakan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate dan intervensi ganda baik di pasar valuta asing maupun pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Secara khusus, Perry menyebut kebijakan bunga acuan akan lebih ahead of the curve alias antisipatif. Sebelumnya, beberapa pihak menyebut kebijakan BI menaikkan bunga acuan pada pertengahan Mei lalu terlambat alias behind of the curve.
"Kemarin sudah dinaikkan 0,25% (BI 7 Days Repo Rate). Kami akan merencanakan untuk preemptive, lebih ahead of the curve dalam respons kebijakan suku bunga," kata Perry usai pelantikan, Kamis (24/5). (Baca juga: Perry Warjiyo Gubernur BI, Langkah Stabilisasi Kurs Diharapkan Menguat)
Di sisi lain, intervensi ganda akan terus dilakukan, yaitu dengan memasok valas ke pasar maupun membeli kembali Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder. "Tahun ini kami juga sudah membeli hampir Rp 50 triliun SBN yang dijual oleh asing. Kami akan terus lakukan untuk bisa segera menstabilkan rupiah. " kata dia.
Lebih jauh, ia menyatakan akan berkoordinasi dengan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam konteks lelang SBN dan pembelian kembali SBN yang dilepas asing (buyback). (Baca juga: Gejolak Kurs Rupiah Diprediksi Bisa Berlangsung Hingga Akhir Tahun)
Perry menambahkan pihaknya juga akan mengadakan pertemuan dengan kalangan perbankan dan pelaku usaha sebagai pemilik devisa. Tujuannya, untuk meyakinkan pentingnya manjaga stabilitas kurs rupiah dan meminta dukungan perbankan serta pelaku usaha untuk mewujudkan hal itu.
Menurut padangannya, gejolak kurs rupiah terjadi karena adanya masalah eksternal dan masalah persepsi. Adapun masalah persepsi disebabkan adanya beberapa misinformasi. Untuk itu, Perry akan lebih banyak berkomunikasi, berkoordinasi, dan melakukan pertemuan dengan berbagai pihak untuk menyamakan persepsi.
Perry resmi menjadi Gubernur BI setelah mengucapkan sumpah jabatan di hadapan Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali di Mahkamah Agung RI, Jakarta pada Kamis (24/5). Adapun pelantikan Perry mendapat respons positif dari berbagai pihak.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menilai Perry sebagai sosok yang berpengalaman lantaran sebelumnya telah menjabat sebagai Deputi Gubernur BI. "Tentunya sudah tahu situasi pasar dan dapat memberikan ketenangan di pasar atau memeberikan kebijakan yang pas dan merespons kondisi pelemahan rupiah," kata Kartika yang menghadiri pelantikan tersebut.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai Perry sebagai sosok Gubernur BI yang komplit. “Dia bukan sekadar moneteris dia orang yang punya perhatian kepada UKM,” kata dia. Ke depan, ia pun melihat kerja sama antara pemerintah dan BI bakal semakin lancara dan kuat.
Adapun kondisi pelemahan kurs rupiah saat ini, dinilai Darmin perlu jadi perhatian. Namun, ia menepis anggapan bahwa pergerakan kurs menunjukkan lampu kuning buat ekonomi.
“Sebetulnya kalau ngomongnya lampu kuning ya agak berlebihan lah. Jangan kurs dolar bergerak, kemudian disimpulkan sudah mau krisis. Kalau krisis itu sektor rillnya juga harus goyang. Yang kemudian memberi dampak pada sektor moneter, masih belum lah,” ucapnya.