Gubernur BI: Cadangan Devisa Tembus US$ 130 Miliar di Akhir 2017

Desy Setyowati
4 Januari 2018, 21:58
Dolar Amerika Serikat
ARIEF KAMALUDIN | KATADATA

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo mengungkapkan cadangan devisa (cadev) mencapai lebih dari US$ 130 miliar per Desember 2017. Ini artinya, cadangan devisa kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

"Per Desember (cadev) sudah US$ 130 miliar lebih," kata Agus di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (4/1). Sebelumnya, rekor tertinggi cadangan devisa terjadi pada September 2017 yaitu sebesar US$ 129,4 miliar.

Meski begitu, Agus tak memaparkan penyebab utama kenaikan cadangan devisa. Sebelumnya, Agus pernah mengatakan meningkatnya cadangan devisa mencerminkan kondisi ekonomi dalam negeri yang membaik. Baik itu dari sisi pertumbuhan ekonomi, inflasi, ataupun defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD).

Adapun pada dua bulan sebelumnya, yaitu Oktober dan November 2017, cadangan devisa tercatat mengalami penurunan. Penyebabnya, adanya kebutuhan untuk pembayaran utang luar negeri, selain itu kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.

(Baca juga: Tersedot Bayar Utang dan Jaga Rupiah, Cadangan Devisa November Turun)

Tekanan terhadap nilai tukar rupiah memang menguat mulai akhir September 2017. Menurut catatan Katadata, ketika itu, nilai tukar rupiah melemah dari kisaran Rp13.300 per dolar Amerika Serikat (AS) menjadi Rp 13.500-an. Rupiah bahkan sempat beberapa kali menembus Rp 13.600 pada akhir Oktober.

Namun, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan tekanan terhadap nilai tukar rupiah mereda pada Desember 2017. Tekanan mereda lantaran pasokan dolar AS cukup untuk memenuhi permintaan di pasar. Alhasil, bank sentral tidak perlu melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas).

(Baca juga: Melebihi 2016, BI Catat Dana Asing Masuk Tahun Ini Rp 138 Triliun)

Menurut dia, pasokan cukup lantaran eksportir mau melepas dolar-nya. Selain itu, ada pasokan dolar AS dari penarikan utang luar negeri, dan aliran masuk investasi asing ke pasar keuangan. “Jadi, artinya ada demand dari importir dan pembayar utang luar negeri serta ada supply dari utang luar negeri, eksportir, dan portofolio inflows,” ucapnya akhir Desember 2017 lalu.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...