Mantan Menkeu dan Ekonom Ramal Ekonomi 2018 di Bawah Target
Sederet ekonom termasuk mantan Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia paling tinggi hanya akan mencapai 5,3% pada 2018. Namun, pemerintah tetap optimistis target pertumbuhan ekonomi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yang sebesar 5,4% bisa tercapai.
Menteri Keuangan periode 2013-2014 Muhammad Chatib Basri memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 hanya akan berkisar 5,2-5,3%. Meski di bawah target pemerintah, namun tingkat pertumbuhan tersebut lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan dibandingkan banyak negara di regional.
Pertumbuhan ekonomi tersebut dinilainya bisa tercapai seiring perbaikan kondisi eksternal, di antaranya tren kenaikan harga komoditas. Sebab, ekspor komoditas berkontribusi sebanyak 60% terhadap total ekspor Indonesia. (Baca juga: Harga Komoditas Naik, Penerimaan Sektor Minerba Lampaui Target)
Menurut catatan Chatib, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), misalnya, sudah di kisaran US$ 700 per metrik ton. Sementara itu, batu bara sudah menyentuh US$ 90 per ton. “Indonesia harus memanfaatkan momentum (harga komoditas tinggi) ini,” kata dia usai menghadiri acara DBS Asian Insight Conference di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (21/11).
Ekonom Development Bank of Singapore (DBS) Gundy Cahyadi juga memprediksi pertumbuhan ekonomi paling tinggi hanya akan mencapai 5,3% tahun depan. Pertumbuhan ekonomi baru akan mencapai 5,4% pada 2019.
Selain disokong perbaikan kinerja ekspor, Gundy menilai ekonomi juga terbantu oleh investasi swasta yang terus membaik. “Investasi akan terus pulih, terutama didorong oleh belanja infrastruktur pemerintah. Sementara itu, pertumbuhan konsumsi relatif stabil di 5%,” kata dia. (Baca juga: Risiko Kecil, Investor Disarankan Tetap Berinvestasi di Tahun Politik)
Sebelumnya, sederet ekonom dan lembaga dunia juga menyampaikan prediksi yang tak jauh berbeda. Adapun perhelatan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak diyakini bakal membantu pertumbuhan konsumsi masyarakat yang sepanjang 2017 ini tercatat tumbuh di bawah target. (Baca juga: Ekonom Prediksi Pilkada Serentak Dongkrak Ekonomi 2018)
Meski demikian, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara masih optimistis target pertumbuhan ekonomi 5,4% masih bisa tercapai. “IMF 5,3%, Bank Indonesia 5,1-5,5%. Jadi bisa dilihat range-nya masih di sekitar itu,” kata Suahasil.
Penyokong utamanya, yaitu investasi swasta, konsumsi masyarakat, dan ekspor-impor yang masih tumbuh positif. Maka itu, pemerintah akan fokus menjaga kepercayaan pasar terhadap fundamental ekonomi Indonesia. (Baca juga: Suhu Politik Menghangat, Pemerintah Sengaja Buat APBN 2018 Konservatif)
Ekonom dan/atau Instansi | Prediksi Pertumbuhan Ekonomi | |
2017 | 2018 | |
Pemerintah | 5,1-5,17 % | 5,4 % |
BI | 5,14 % | 5,1-5,5 % |
Menteri Keuangan periode 2013-2014 Muhammad Chatib Basri | 5,1 % | 5,3 % |
Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja | 5,1 % | 5,3 % |
Ekonom Bank Permata Josua Pardede | 5-5,1 % | 5,2-5,3 % |
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih | 5,05%–5,08% | 5,15 % |
Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan | 5,1 % | 5,3 % |
Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi | 5,1 % | 5,4 % |
Ekonom DBS Gundy Cahyadi | 5,1 % | 5,3 % |
IMF | 5,1 % | 5,3 % |
Bank Dunia | 5,1 % | 5,3 % |