Kaji Peringkat Utang Indonesia, Moody’s Temui Pejabat BUMN
Lembaga pemeringkat internasional Moody's Investors Service menemui sejumlah pejabat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hari ini. Lembaga tersebut tengah mengkaji beberapa indikator perekonomian guna menetapkan peringkat utang Indonesia.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Elvyn G. Masassya mengungkapkan perwakilan Moody’s mengajukan beberapa pertanyaan terkait proyek-proyek yang tengah digarap perusahaan pelat merah. Hasilnya akan menjadi salah satu poin pertimbangan Moody’s dalam menetapkan peringkat utang Indonesia selanjutnya. Sampai sekarang, Moody’s masih mempertahankan peringkat Baa3 atau layak investasi (investment grade) dengan prospek stabil untuk utang Indonesia.
"Tadi belum sampai pada kesimpulan, tapi tadi yang ditanyakan kami bisa jawab dan mudah-mudahan sih lebih baik," ujar Elvyn usai menghadiri pertemuan dengan Moody’s di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (31/10). Optimisme Elvyn tersebut lantaran gencarnya pembangunan di Tanah Air.
Kepada Moody’s, Elvyn bersama beberapa perwakilan perusahaan BUMN memaparkan perkembangan berbagai proyek yang tengah digarap masing-masing, termasuk proyek pelabuhan yang sedang digarap Pelindo II. Selain itu, ia juga membicarakan soal kemampuan perusahaan-perusahaan pelat merah dalam membayar utang dan mengembangkan bisnis ke bidang lain.
Elvyn optimistis peringkat Indonesia bisa lebih baik dari posisi sekarang. Apalagi, pemerintah tengah menjalankan program pengampunan pajak (tax amnesty). Program tersebut digadang-gadang bakal memperkuat fiskal Indonesia ke depan. (Baca juga: Risiko Kredit Macet, Indonesia Sulit Raih Peringkat Layak Investasi)
Sementara Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan pertemuan dengan perwakilan Moody’s dihadiri oleh BUMN di berbagai bidang. Ada banyak proyek yang turut dipaparkan di luar pembangunan pelabuhan. "Bukan hanya Pelindo saja menjelaskan pelabuhan-pelabuhan, tapi bank Himbara (Himpunan Bank-Bank Milik Negara) dan PLN, semuanya menjelaskan," ucapnya.
Selain dihadiri Direktur Utama Pelindo I dan II, ada juga pimpinan PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bank Mandiri, PT Bank Tabungan Negara, dan PT Perusahaan Listrik Negara. Menteri BUMN Rini Soemarno juga ikut menghadiri pertemuan tersebut.
Sebagai informasi, Moody’s dan Fitch adalah dua dari tiga lembaga pemeringkat yang sudah menghadiahi peringkat layak investasi untuk utang Indonesia. Sedangkan Standard & Poor’s (S&P) masih mempertahankan peringkat utang Indonesia di level BB+ dengan prospek positif atau satu level di bawah layak investasi.
(Baca : Bidik Kenaikan Peringkat Utang, Sri Mulyani 'Merayu' S&P)
Peringkat layak investasi menunjukkan risiko gagal bayar (default) utang pemerintah atau perusahaan relatif rendah. Dengan adanya peringkat itu, investor makin percaya menempatkan dananya dalam instrumen keuangan dan investasi berjangka panjang.