Sentuh Rp 13 Ribu per Dolar, BI Waspadai Penguatan Rupiah

Yura Syahrul
4 Maret 2016, 17:50
Agus Martowardojo ----------------------- Arief Kamaludin|KATADATA
Agus Martowardojo ----------------------- Arief Kamaludin|KATADATA
(Arief Kamaludin|KATADATA)

Laju penguatan rupiah terus berlanjut. Setiap hari selama dua pekan terakhir, rupiah selalu menguat hingga menyentuh level 13.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Namun, Bank Indonesia (BI) mulai mewaspadai penguatan rupiah yang melaju cepat.

Berdasarkan kurs referensi JISDOR, BI mencatat rupiah pada perdagangan Jumat ini (4/3) berada di posisi Rp 13.159 per dolar AS atau menguat 0,8 dari hari sebelumnya. Sedangkan di pasar spot, rupiah sebesar 13.131 per dolar AS atau menguat 0,8 persen. Bahkan, rupiah sempat menyentuh level Rp 13.052 per dolar AS. Jika dihitung dalam dua pekan terakhir, rupiah sudah menguat 2,8 persen. Sedangkan sejak awal tahun ini, rupiah menguat 4,8 persen.

Menurut Gubernur BI  Agus Martowardojo, penguatan rupiah dalam beberapa hari terakhir juga dialami oleh sejumlah mata uang utama di kawasan regional. Kondisi itu dipengaruhi kebijakan pemerintah Cina yang melakukan stabilisasi mata uang renminbi. “Dalam pengamatan kami, beberapa negara di regional juga mengalami kondisi seperti itu,” katanya di Gedung BI, Jakarta, Jumat (4/3).

(Baca: Banjir Dana Asing ke SUN, Rupiah Akan Terus Menguat)

Berdasarkan catatan Bloomberg, mata uang 20 negara berkembang memang menguat 2,2 persen selama pekan ini, yang merupakan penguatan tertinggi sejak Oktober tahun lalu. Rubel Rusia dan rand Afrika Selatan menguat masing-masing 4,2 persen dan 3,3 persen. Sedangkan won Korea dan ringgit Malaysia menguat 2,9 persen dan 2 persen. Adapun rupiah menguat 1,9 persen selama pekan ini.

“Dana yang masuk ke pasar negara berkembang di Asia melonjak pada minggu ini. Bangkitnya harga komoditas memainkan peran penting (penguatan mata uang),” kata Ken Cheung, ahli startegi valuta asing Mizuho Bank Ltd. di Hong Kong, seperti dikutip Bloomberg. Dana asing yang masuk ke pasar saham di Korea, Taiwan, India, dan Thailand mencapai lebih dari US$ 2,6 miliar.

Sementara itu, menurut Agus, dana asing yang masuk ke Indonesia sejak awal tahun hingga akhir Februari lalu mencapai Rp 35 triliun. Jumlahnya lebih dari separuh total dana asing yang masuk ke Indonesia pada 2015 sebesar Rp 58 triliun. Meski sempat terjadi aliran dana keluar Rp 1,5 triliun pada pekan keempat Februari lalu lantaran aksi ambil untung para investor. “Secara umum, dana yang masuk itu sehat buat menambah pasokan valas,” katanya.

(Baca: Nasib Indonesia Dinilai Lebih Baik dari Negara Eksportir Komoditas)

Namun, BI akan terus memantau penguatan rupiah terkait dengan masih belum stabilnya kondisi ekonomi dunia. “Kami tetap hati-hati,” ujarnya. Menurut Agus, kondisi ekonomi dunia secara umum masih mengkhawatirkan. Berbagai upaya pemulihan berjalan sangat lambat, bahkan cenderung memburuk.

Kondisi tersebut diharapkan tidak mempengaruhi ekonomi di dalam negeri. Hingga saat ini, Agus menilai inflasi masih terkendali dan neraca perdagangan mulai pulih dari defisit. Hal ini membuka kesempatan bagi BI untuk melonggarkan kembali kebijakan moneternya melalui penurunan suku bunga acuan BI rate. Sekadar informasi, selama dua bulan pertama tahun ini BI memangkas BI rate sebesar 50 basis poin menjadi 7 persen.

(Baca: Dampak Tren Bunga di Bawah Nol Persen bagi Perekonomian)

Di sisi lain, dalam risetnya bertanggal 4 Maret 2016, DBS Group Reserch mencatat, dana bersih investor asing yang masuk ke pasar saham dan obligasi selama dua bulan pertama 2016 mencapai US$ 2,3 miliar atau setara dengan Rp 30,4 triliun. Jumlahnya sudah sekitar 40 persen dari total dana asing yang masuk sepanjang 2015.

Penguatan rupiah tersebut akan memberikan peluang bagi bank sentral untuk menurunkan kembali BI rate sebesar 25 basis poin pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pekan depan. “Jika sentimen pasar tetap menguntungkan seperti ini, bukan tidak mungkin suku bunga akan turun lagi,” katanya.

Reporter: Desy Setyowati, Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...