Defisit Transaksi Berjalan Kuartal I Diperkirakan di Bawah 2 Persen
KATADATA ? Defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD) pada Kuartal I diperkirakan dibawah 2 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Surplus neraca perdagangan dalam tiga bulan pertama tahun ini akan menekan CAD ke level yang rendah.
"CAD hitungan saya masih 1,5-1,8 persen. Karena ekspansi bisnis belum terlalu banyak, makanya impor masih rendah," kata Ekonom Bank Permata Joshua Pardede saat dihubungi Katadata, Selasa (21/4).
Kinerja bisnis yang masih lambat, menyebabkan nilai impor barang pun rendah. Inilah yang akhirnya yang membuat neraca perdagangan surplus hingga US$ 2,43 miliar pada kuartal I tahun ini.
(Baca: Meski Perdagangan Surplus, Indikasi Perlambatan Ekonomi Terlihat)
Menurut dia, seiring dengan ekspansi pemerintah yang mulai berjalan, defisit transaksi berjalan akan kembali naik pada kuartal II hingga akhir tahun. Ini terjadi karena penyerapan anggaran pemerintah yang dimulai bulan, ini akan mendorong kenaikan impor barang modal.
Joshua memperkirakan CAD pada kuartal II akan mencapai 2,7 persen. Salah satu faktor pendorongnya adalah nilai tukar rupiah yang mulai stabil di kisaran Rp 12.900 per dolar Amerika Serikat. Stabilnya nilai tukar rupiah akan mendorong impor dari sisi korporasi.
Selain itu, pada Juni juga akan ada repatriasi pendapatan untuk membayar deviden dan utang luar negeri (ULN). Ini akan membuat defisit neraca pendapatan meningkat.
Bank Indonesia (BI) juga memperkirakan hal yang sama. CAD kuartal I akan berada di bawah dua persen, dan akan meningkat di kuartal selanjutnya.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung memperkirakan CAD kuartal I akan berada pada level 1,6 persen terhadap PDB. Lebih rendah dari perkiraan awal BI, sebesar 1,8 persen hingga 2 persen.
CAD kuartal I tahun ini akan lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang defisitnya mencapai US$ 4,15 miliar atau 1,97 persen dari PDB. Hal ini karena pencapaian surplus neraca dagang pada Januari-Maret 2015, lebih tinggi dari realisasi di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 1,07 miliar.
Selain itu, kegiatan ekonomi pada awal tahun masih rendah, sehingga neraca pendapatan lebih rendah dari perkiraan semula. Kegiatan ekonomi akan meningkat pada kuartal dua hingga akhir tahun, yang membuat CAD kembali naik.
"(Proyeksi CAD hingga akhir tahun) masih di sekitar 3 persen. Ada kemungkinan sedikit di bawah 3 persen," ujar Juda.