Tedjo Edhy dan Indroyono Soesilo Kandidat Menteri Maritim
KATADATA- Laksamana (Purn) Tedjo Edhy dan Indroyono Soesilo merupakan kandidat kuat Menteri Maritim. Sinyal bakal masuknya Indroyono dalam daftar calon menteri sesungguhnya sudah terlihat ketika Joko Widodo menyambangi museum Soesilo Soedarman di Cilacap saat kampanye Pemilu Presiden, Juni lalu.
?Dari sejumlah calon, nama kedua orang itu merupakan yang terkuat,? ujar sumber Katadata. Adapun nama lain yang dinilai layak untuk memimpin kementerian baru yang diusung oleh Presiden terpilih Joko Widodo ini adalah R.J. Lino, yang kini menjabat Direktur Utama Pelindo II.
Tedjo Edhy saat ini menjabat Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan Dewan Pimpinan Partai Nasional Demokrat (Nasdem), partai pengusung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla saat Pemilu. Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Juli 2008-13 November 2009) ini juga pernah menggantikan posisi Sri Sultan Hamengkubuwono XI sebagai Ketua Dewan Pembina (Wanbin) Nasdem?saat masih berbentuk organisasi massa.
Tedjo adalah tamatan Akademi Angkatan Laut tahun 1975. Ia pernah mengabdi di Satuan Udara selama 14 tahun dan didapuk menjadi komandan di berbagai Kapal Perang (KRI), antara lain KRI Teluk Penyu (513), KRI Teluk Lampung (540), KRI Teluk Semangka (512) dan KRI Multatuli (561). Jabatan selanjutnya yang ia pegang, yaitu Staf Ahli Manajemen Nasional Lemhanas dan Kepala Staf Umum TNI .
Calon kuat Menteri Maritim lainnya, yaitu Indroyono Soesilo, saat ini menjabat Direktur Sumberdaya Perikanan & Aquakultur Organisasi Pangan Dunia (FAO). Dalam beberapa survei, namanya kerap digadang-gadang sebagai calon Menteri Kelautan dan Perikanan. Ada juga yang menyebutnya sebagai calon Menteri Riset dan Teknologi.
Di lingkungan kelautan dan perikanan, Indroyono bukanlah sosok asing. Dia pernah menjadi Dirjen Penyerasian Riset dan Eksplorasi Laut pada 1999-2001, serta Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, periode 2001-2008. Bahkan saat ini, dia merupakan satu-satunya orang Indonesia yang menjadi petinggi di bidang perikanan FAO.
Lulusan teknik geologi Institut Teknologi Bandung ini pernah meniti karier di Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT). Ia merintis pengembangan program remote sensing atau penginderaan jauh yang merupakan bidang penelitiannya saat menempuh pendidikan doktoral di Universitas Iowa, Amerika Serikat. Kepakarannya di bidang penginderaan jarak jauh membuatnya dikukuhkan sebagai ahli peneliti utama di BPPT pada 2004.
Menurut sumber lainnya, Indroyono sudah masuk radar Jokowi cukup lama. Sinyal ini terlihat ketika Jokowi atas saran Megawati Soekarnoputri mengunjungi Museum Soesilo Soedarman, ayah Indroyono, di sela-sela kampanye ke Cilacap. Soesilo Soedarman adalah mantan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi serta Menko Politik Hukum dan Keamanan di era Presiden Soeharto.
Jokowi dalam kunjungan itu sempat menyatakan, sosok Soesilo Soedarman menjadi inspirasinya, karena ia berhasil membuktikan bahwa orang desa bisa menjadi jenderal. ?Dari desa juga akan ada yang jadi presiden,? tuturnya. (Baca : Dua Anak Soesilo Soedarman Disebut Calon Menteri Jokowi)
Adapun tentang peluang Lino, sejumlah kalangan menilai ia layak menempati posisi Menteri Maritim berhubung ide tol laut yang menjadi visi-misi Jokowi sesungguhnya tidak berbeda dengan konsep Pendulum Nusantara yang digagas oleh Pelindo. Wakil Presiden Boediono juga pernah meminta agar konsep Pendulum Nusantara dilanjutkan menjadi program Tol Laut.
Kedua konsep ini memiliki kemiripan karena memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengurangi biaya logistik. Untuk mencapai tujuan itu, nantinya akan diterapkan sistem pelayaran dengan menggunakan kapal besar, yang setiap hari berkeliling di pelabuhan-pelabuhan laut dalam atau deep sea port dari Sabang sampai Merauke. Dengan pola ini, diharapkan ongkos logistik bisa ditekan, sehingga pada akhirnya harga barang pun akan menjadi lebih murah.
Ketika dimintai konfirmasi tentang nama-nama tersebut, Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Eko Sanjoyo, enggan menanggapi. "Kami anggota tim transisi tidak terlibat, tugas kami hanya menentukan kriteria saja,? ujarnya. ?Soal nama, ditangani langsung oleh Pak Jokowi dan Pak JK.?