Kepala Bappenas Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi 2020 Hanya 1%
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Bappenas Suharso Monoarfa memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 1 % tahun ini. Penyebabnya, kontraksi yang cukup dalam kemungkinan akan terjadi pada triwulan II imbas pandemi corona.
Menurut Suharso, kontraksi ini mengingat perekonomian triwulan pertama hanya tumbuh 2,97 %, sangat jauh dari ekspektasi pemerintah di kisaran 4 %. "Kalau saya pribadi mencatatnya di bawah 2,3 %, bahkan bisa 1 %," kata Suharso Monoarfa dalam sambutan rapat koordinasi pembangunan pusat melalui konferensi video di Jakarta, Selasa (12/5).
Meski demikian, dia optimistis ekonomi Indonesia tahun ini masih akan tumbuh positif. "Karena di Juli akan lumayan namun tergantung pemulihan ekonominya," ujarnya.
(Baca: Dana Asing Keluar, Sri Mulyani: Krisis Covid-19 Lebih Parah dari 2008)
Dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi yang turun cukup dalam pada tahun ini, dia pun menyebut pendapatan negara akan tergerus. Selain itu pengangguran akan bertambah 4,22 juta orang dibandingkan 2019, serta jumlah penduduk miskin bertambah sekitar 2 juta orang pada akhir 2020 dibanding September 2019.
Berdasarkan data Bappenas, proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 akan berada di angka -0,4 sampai 2,3 %. Kemudian tingkat kemiskinan berada pada level 9,7 sampai 10,2 %.
Sementara tingkat pengangguran terbuka (TPT) 7,8 sampai 8,5 % dan rasio gini berada pada level 0,379 - 0,381. Sedangkan indeks pembangunan manusia tercatat 73,26.
Dengan adanya outlook tersebut, target pertumbuhan ekonomi pada 2021 berada pada kisaran 4,5 hingga 5,5 %, dengan tingkat kemiskinan 9,2 - 9,7 %, TPT 7,5 - 8,2 %, rasio gini 0,377 - 0,379, dan indeks pembangunan manusia 72,78 - 72,9.
(Baca: Gubernur BI Terkejut Ekonomi Anjlok, Kuartal II Diprediksi Tumbuh 0,4%)
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga sempat memperkirakan ekonomi pada kuartal II akan jatuh lebih dalam dibanding kuartal I 2020 imbas kebijakan pembatasan sosial berskala besar untuk memutus rantai penyebaran virus corona.
"Kuartal kedua kita antisipasi akan lebih dalam lagi jatuhnya karena PSBB meluas bukan hanya di Jabodetabek," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat melalui konferensi video di Jakarta, Rabu (6/5).
Sri Mulyani cukup kaget dengan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I yang jauh dari perkiraan. Penurunan ini terjadi karena konsumsi rumah tangga jatuh cukup dalam akibat social distancing dan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home.
Realisasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal I hanya sebesar 2,84%, turun dari 5,02% pada kuartal I 2019 dan 4,97% pada kuartal IV 2019.
(Baca: Gubernur BI Terkejut Ekonomi Anjlok, Kuartal II Diprediksi Tumbuh 0,4%)