Belanja Pemerintah Jadi Kunci Cegah Indonesia Masuk Resesi

Rizky Alika
10 Agustus 2020, 13:46
Ilsutrasi, paket bantuan sosial (bansos). Belanja pemerintah untuk kesehatan, perlindungan sosial, insentif usaha, bantuan UMKM dan pembiayaan korporasi menjadi kunci menyelamatkan perekonomian dari jurang resesi.
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Ilsutrasi, paket bantuan sosial (bansos). Belanja pemerintah untuk kesehatan, perlindungan sosial, insentif usaha, bantuan UMKM dan pembiayaan korporasi menjadi kunci menyelamatkan perekonomian dari jurang resesi.

Kuartal III 2020 menjadi periode penentuan agar perekonomian Indonesia tidak masuk dalam jurang resesi yang disebabkan karena pandemi virus corona atau Covid-19. Oleh karena itu, belanja pemerintah akan didorong pada periode ini agar roda perekonomian terus bergerak.

Sekretaris Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Raden Pardede mengatakan belanja pemerintah menjadi kunci untuk menyelamatkan perekonomian nasional dari ancaman resesi, sehingga akan terus didorong melalui stimulus fiskal hingga akhir tahun.

"Pemerintah usahakan program belanja pemerintah berjalan dengan cepat, efektif, dan tepat sasaran pada yang menerima bantuan. Belanja pemerintah itu sektor yang paling utama berperan dalam memulihkan ekonomi," kata Raden dalam diskusi secara virtual, Senin (10/8).

Seperti diketahui, Indonesia baru bisa dikatakan mengalami resesi jika pertumbuhan ekonomi kembali minus pada periode Juli-September 2020 atau kuartal III. Sebelumnya pada kuartal II 2020 perekonomian Indonesia sudah terkontraksi atau tumbuh negatif 5,32%.

Pemerintah telah merancang stimulus fiskal melalui program penanganan Covid-19 dengan anggaran sebesar Rp 695,2 triliun. Secara perinci anggaran tersebut terdiri dari belanja kesehatan sebesar Rp 87,55 triliun, perlindungan sosial Rp 203,9 triliun dan insentif usaha Rp 120,61 triliun.

Kemudian, pemerintah juga mengalokasikan Rp 123,46 triliun untuk bantuan kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), pembiayaan korporasi Rp 537,57 triliun, dan sektoral kementerian/lembaga & pemda Rp 106,11 triliun.

Selain peran belanja pemerintah, Raden menilai penyelamatan ekonomi Indonesia juga ditopang oleh sektor pertanian dan telekomunikasi. Sebab dua sektor ini masih tetap tumbuh sepanjang kuartal II 2020.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian tercatat tumbuh 2,19% secara tahunan (year on year/yoy) dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 15,46%. Sementara, sepanjang kuartal II 2020 sektor telekomunikasi mampu tumbuh 10,88% yoy dengan kontribusi terhadap PDB mencapai 4,66%.

"Pertumbuhan sektor telekomunikasi sendiri tidak terlepas dari adanya Covid-19. Tidak bisa dipungkiri, pandemi mempercepat transformasi digital nasional," ujar Raden.

Oleh karena itu, pemerintah akan melakukan penataan terhadap sektor digital hingga e-commerce dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM), agar dapat memanfaatkan perkembangan teknologi. Sebagai contoh, para pelaku UMKM di desa dan pedalaman akan didorong menggunakan teknologi untuk memperluas pasar.

Di sisi lain Kementerian Komunikasi dan Informatika juga turut mengembangkan infrastruktur, agar semakin banyak masyarakat memiliki akses teknologi.

Ia pun optimistis Indonesia dapat bertahan menghadapi pandemi Covid-19 dan berharap pandemi corona hanya memberikan dampak minimum terhadap perekonomian.

Reporter: Rizky Alika

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...