Rupiah Loyo ke 14.750/US$ Tertekan Perbaikan Aktivitas Manufaktur AS
Nilai tukar rupiah pada pasar spot pagi ini, Rabu (2/9) melemah 0,21% ke level Rp 14.605 per dolar AS. Rupiah tertekan perbaikan data indeks aktivitas manufaktur Negeri Paman Sam.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terus bergerak melemah ke posisi Rp 14.750 per dolar AS hingga pukul 09.45 WIB. Hampir seluruh mayoritas mata uang Asia juga melemah terhadap dolar AS.
Jepang turun 0,1%, dolar Hong Kong 0,01%, dolar Singapura 0,03%, won Korea Selatan 0,3%, peso Filipina 0,23%, yuan Tiongkok 0,07%, ringgit Malaysia 0,21%, dan baht Thailand 0,27%. Sementara dolar Taiwan masih bisa menguat 0,21% dan rupee India 1,02%.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar regional terlihat tertekan terhadap dolar AS. Saat berita ini ditulis, indeks mata uang Negeri Paman Sam naik 0,08% ke level 92.41.
"Penguatan dolar AS ini dipicu oleh membaiknya data indeks aktivitas manufaktur AS bulan Agustus yang dirilis semalam," kata Tjendra kepada Katadata.co.id, Rabu (2/9).
Sentimen ini bisa turut menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini. Ditambah faktor deflasi dalam negri bulan Agustus yang mengindikasikan daya beli masyarakat belum membaik.
Aktivitas manufaktur AS melaju pada Agustus di tengah lonjakan kasus baru Covid-19. Namun, data ketenagakerjaan terus tertinggal mendukung pandangan bahwa pemulihan pasar tenaga kerja kehilangan momentum.
Data Institute for Supply Management menyebut indeks aktivitas pabrik nasional AS meningkat menjadi 56 bulan lalu dibandingkan 54,2 pada Juli. Ini merupakan level tertinggi sejak Januari 2019 dan menandai pertumbuhan tiga bulan berturut-turut.
Namun di sisi lain, Tjendra menuturkan bahwa sikap Bank Sentral AS, The Fed yang longgar bisa menahan pelemahan rupiah tidak terlalu jauh. Potensi kisaran pergerakan mata uang Garuda hari ini akan berada di antara Rp 14.500-14.700 per dolar AS.
