Rupiah Menguat ke 14.149 per US$ Terkerek Potensi Kenaikan Stimulus AS
Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,05% ke level Rp 14.147 per dolar AS pada pasar spot pagi ini, Selasa (29/12). Rupiah menguat terkerek sentimen positif dari potensi kenaikan stimulus fiskal Negeri Paman Sam.
Mengutip Bloomberg, rupiah bergerak melemah tipis dari posisi pembukaan ke Rp 14.149 per dolar AS. Mayoritas mata uang Asia menguat terhadap dolar AS pagi ini. Yen Jepang naik 0,04%, dolar Hong Kong 0,03%, dolar Singapura 0,05%, dolar Taiwan 0,05%, won Korea Selatan 0,18%, peso Filipina 0,06%, rupee India 0,06%, yuan Tiongkok 0,02%, dan baht Thailand 0,29%. Hanya ringgit Malaysia yang melemah 0,14%.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah kelihatannya masih berpotensi menguat hari ini. "Terdapat sentimen positif dari potensi kenaikan stimulus fiskal AS setelah Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui penambahan bantuan langsung tunai dari US$ 600 menjadi US$ 2.000," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Selasa (29/12).
Seiring sentimen tersebut, indeks dolar AS masih tertekan di kisaran level 90. Di sisi lain, dunia dibayangi kekhawatiran varian baru Covid-19 dan kenaikan kasus positif pasca liburan Natal dan Tahun Baru, termasuk di Indonesia.
Kementerian Kesehatan meminta masyarakat tidak melakukan perjalanan jauh selama libur panjang Natal dan Tahun Baru. Ini karena mobilisasi masyarakat dapat mendorong penambahan kasus Covid-19 hingga 30-40%.
Kasus Covid-19 di Indonesia pada Senin (28/12) bertambah 5.854. Dengan begitu, total orang yang terinfeksi virus corona di Tanah Air mencapai 719.219.
Penambahan kasus tertinggi berasal dari Jakarta dengan 1.678 dan Jawa Tengah 977. Khusus untuk ibu kota, penambahan kasus Covid-19 lebih rendah dari sehari sebelumnya sebanyak 1.997. Kenaikan kasus cukup signifikan juga terjadi di Jawa Tengah dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 785. Di sisi lain, Kalimantan Barat justru mencatatkan nihil kasus dari sehari sebelumnya sebanyak 17 orang terkonfirmasi Covid-19.
Ariston menilai kekhawatiran kenaikan kasus tersebut bisa menekan nilai tukar rupiah. Potensi penguatan rupiah hari ini di kisaran Rp 14.100-14.200 per dolar AS.
Analis HFX Berjangka Adhy Pangestu menuturkan bahwa secara teknis nilai tukar rupiah cenderung melemah. Presiden AS Donald Trump telah menandatangani paket pengeluaran pemerintah senilai US$ 2,3 triliun meskipun pada awalnya dia meminta agar RUU tersebut diubah. Undang-undang, yang ditetapkan agar pemerintah tetap didanai hingga akhir tahun fiskal ini juga mencakup US$ 900 miliar untuk bantuan virus corona.
Keputusan Trump untuk menandatangani RUU tersebut datang ketika resolusi berkelanjutan selama tujuh hari. Dengan demikian, kurs Garuda kemungkinan akan bergerak flat sampai akhir tahun.
Adhy memproyeksikan nilai dolar AS akan semakin jatuh jika Bank Sentral AS, The Fed pada pemerintahan Presiden terpilih Joe Biden memprioritaskan pelonggaran kuantitatif lebih lanjut. "Hanya beberapa minggu sebelum peralihan kekuasaan, mata uang Negeri Paman Sam sudah diperdagangkan pada level terendah multi-tahun versus sebagian besar mata uang asing," kata Adhy kepada Katadata.co.id.