Terancam Gagal Bayar Utang, Pemerintah AS Minta Tolong Bank-bank Besar

Happy Fajrian
23 September 2021, 21:44
gagal bayar, utang amerika, amerika serikat,
ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner/hp/cf
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Amerika terancam gagal membayar utangnya sebesar US$ 28,4 triliun atau Rp 404.502 triliun, meminta bantuan perusahaan keuangan besar di Wall Street.

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen meminta bantuan kepada perusahaan keuangan dan bank-bank besar di Wall Street untuk keluar dari ancaman gagal bayar utang pemerintah yang diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Oktober mendatang.

Yellen dilaporkan telah menghubungi sejumlah chief executive officer (CEO) perusahaan keuangan besar seperti Jamie Dimon dari JPMorgan Chase & Co., Jane Fraser dari Citigroup Inc., Charlie Scharf dari Wells Fargo & Co., Brian Moynihan dari Bank of America, dan seorang pejabat senior Goldman Sachs Group.

Yellen meminta bantuan mereka untuk menekan Partai Republik di parlemen agar mendukung kebijakan untuk menaikkan atau menangguhkan plafon utang. “Yellen meminta para eksekutif untuk berbicara secara terbuka tentang masalah ini,” kata sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada Bloomberg, dikutip Kamis (23/9).

AS untuk pertama kalinya terancam default atau gagal membayar utangnya yang per Agustus 2021 mencapai US$ 28,4 triliun atau setara Rp 404.501 triliun, menurut data Statista. Posisi utang tersebut telah mencapai batas maksimal sehingga AS tidak bisa menambah utang tanpa kebijakan penangguhan.

Meski demikian saat dikonfirmasi, juru bicara Departemen Keuangan AS menolak untuk berkomentar, sama halnya dengan JPMorgan, Citigroup, dan Bank of America. Sementara Goldman Sachs dan Well Fargo tidak segera berkomentar soal masalah ini.

Telepon dari Yellen merupakan sinyal tekanan terhadap pemerintah AS yang terus memuncak untuk mencegah potensi krisis jika tidak lagi dapat mengajukan utang untuk membiayai perekonomian dan melunasi utang-utangnya.

Dewan perwakilan rakyat (House of Representatives) AS pada Selasa (21/9) meloloskan rancangan undang-undang yang akan menangguhkan plafon utang selama lebih dari satu tahun. Namun langkah itu hampir dipastikan akan terjegal di Senat karena tak dapat dukungan dari oposisi, yakni Partai Republik.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...