BI Janjikan Fintech dan Perbankan Banyak Diuntungkan oleh SNAP

Abdul Azis Said
3 Desember 2021, 12:48
Bank Indonesia, BI, fintech, perbankan
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi keterhubungan fintech dan perbankan dalam sistem pembayaran

Bank Indonesia meluncurkan Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) sebagai sistem yang menghubungkan berbagai layanan pembayaran pada Agustus lalu. SNAP diklaim akan mempercepat keterhubungan antara perbankan dengan teknologi finansial (fintech) yang bisa memberi sejumlah keuntungan bagi masyarakat.

Meskipun sudah diluncurkan Agustus tahun ini, SNAP baru akan resmi digunakan Juni tahun depan.

SNAP memungkinkan setiap penyedia layanan pembayaran dapat terhubung satu sama lain, termasuk antara fintech dengan perbankan.

Sebelumnya, keterhubungan antara fintech dengan perbankan terbatas dalam satu grup atau yang memiliki kerja sama tertentu.

Tetapi dengan sistem baru ini, BI meminta agar setiap penyedia layanan tersebut menggunakan satu bahasa yang sama.

Kepala Grup Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Retno Ponco Windarti mengatakan berkat adanya interlink antara penyedia jasa pembayaran ini maka seluruh pemain di sektor keuangan digital nantinya akan menjadi lebih searah.

 "Benefitnya fintech akan mendapatkan apa yang ada di perbankan termasuk pengelolaan risiko hingga bisnis nasabah yang besar. Bank mendapatkan manfaat dari fintech dengan agilitas dan inovasi yang sangat pesat," kata Retno dalam acara Bank Indonesia Bersama Masyarakat (BIRAMA), Jumat (3/12).

Selain itu, dia juga mengatakan, berkat interlink ini maka basis jangkauan pengguna akan semakin luas. Hal ini membantu mempercepat inklusi keuangan di masyarakat.

Retno mengatakan SNAP akan menyusun standarisasi baru mulai dari aspek keamanan, data, spesifikasi teknis hingga tata kelolanya.

Dengan demikian, semua pelaku di industri sistem pembayaran baik bank maupun non-bank yang menggunakan API harus memenuhi standar dari SNAP.

"Jadi kita berharap digitalisasi ini bukan hanya bisa menjangkau masyarakat luas dan meningkatkan inklusi keuangan tetapi juga keamanan terjaga," kata Retno.

Retno menambahkan SNAP pada prinsipnya bertujuan untuk menyamakan bahasa antara satu penyedia jasa pembayaran dan layanan lainnya. Dengan demikian data dari setiap pelaku industri nantinya akan bersifat terbuka.

Adapun SNAP baru akan resmi diimplementasikan pada Juni tahun depan yang diikuti perbankan dan non-perbankan.

Penyusunan SNAP dilakukan oleh Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dengan membentuk Working Group (WG) Nasional, dengan demikian kepesertaannnya bukan hanya dari perbankan tetapi juga dari Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) termasuk fintech.

Implementasi SNAP merupakan salah satu tahapan dalam rangka mempercepat open banking di area sistem pembayaran.

Sistem baru ini juga menjadi salah satu realisasi dari visi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025.

Selain melalui peluncuran SNAP, beberapa inovasi di sistem pembayaran lainnya yang juga sudah disiapkan oleh BI yakni peluncuran BI-Fast. Implementasinya akan dimulai pekan kedua bulan ini.

 BI-Fast merupakan infrastruktur pembayaran ritel baru yang bakal melengkapi sistem yang ada saat ini yaitu Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).

Perbedaannya, BI-Fast bisa melayani transaksi kapan pun dan setelmen yang lebih cepat dibandingkan SKNBI.

Selain dua sistem pembayaran baru tersebut, Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pidato tahunannya bulan lalu juga mengungkap pihaknya akan mengoptimalkan sejumlah infrastruktur sistem pembayaran yang sudah ada.

QR Indonesia Standar yang kini telah mencapai lebih dari 12 juta pengguna akan diperluas menjadi 15 juta tahun depan. Implementasinya juga telah diperluas melalui kerja sama dengan Thailand.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Maesaroh

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...