Pertemuan Jalur Keuangan G20 Dimulai, Bahas Pajak hingga Ekonomi Hijau
Pertemuan jalur keuangan G20 resmi dimulai di Bali pada Kamis (9/12). Agenda Finance and Central Bank Deputies Meetings (FCBD) ini akan dibuka oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, hingga sejumlah pejabat sektor finansial dari negara-negara 20 ekonomi terbesar di dunia.
Berdasarkan lama Bank Indonesia (BI), pertemuan akan membahas enam hal prioritas. Pertama membahas bagaimana peran G20 melindungi negara berkembang yang masih menuju pemulihan ekonomi usai terdampak Covid-19. Apalagi akan ada efek limpahan dari kebijakan negara maju yang lebih dulu pulih perekonomiannya.
Hal kedua yang akan dibahas adalah mengatasi dampak berkepanjangan dari krisis dengan meningkatkan produktivitas, memperhatikan nasib tenaga kerja, rumah tangga, korporasi, dan sektor keuangan.
Ketiga, membahas standar pembayaran lintas batas negara serta digital. Keempat, membahas risiko perubahan iklim, transisi ekonomi rendah karbon, serta keuangan berkelanjutan dari sudut pandang makroekonomi dan stabilitas keuangan.
Pembahasan kelima adalah memanfaatkan keuangan dan bank digital untuk mendorong ekonomi inklusif terutama bagi wanita, pemuda, serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Sedangkan pembahasan terakhir adalah perpajakan internasional. Salah satu topik utamanya adalah implementasi rencana G20 mengenai strategi perencanaan pajak yang disebut Base Erotion and Profit Shifting (BEPS).
Adapun FCBD ini adalah permulaan berbagai kegiatan sektor keuangan selama RI menjabat sebagai Presidensi G20. Nantinya akan ada kurang lebih 150 pertemuan yang terdiri dari finance track dan sherpa track baik di tingkat menteri, deputi, hingga kelompok kerja di bawahnya.
Jika Financial Track membahas soal ekonomi dan keuangan, pembahasan dalam Sherpa Track mencakup isu yang lebih luas. Ini misalnya terkait isu anti-korupsi, pendidikan, perubahan iklim, pariwisata, budaya, pendidikan, dan lain sebagainya.
Adapun 90 dari 150 pertemuan G20 merupakan agenda jalur keuangan dan mayoritas berada di Bali. Puncak dari pertemuan ini adalah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang rencananya digelar pada akhir Oktober 2022 mendatang.
"Sherpa Track akan banyak fokus di Jakarta, sedangkan Financial Track akan banyak di Bali," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Rahayu Puspasari dalam konferensi pers di Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (9/12).