Bank Dunia Beberkan Dampak Buruk Sekolah Online dan Pentingnya PTM

Abdul Azis Said
10 Januari 2022, 16:00
PTM, bank dunia, sekolah anak
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah siswi di cek suhu tubuhnya usai mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Pondok Labu, Jakarta Selatan, Selasa (4/1/2022). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta resmi menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen di seluruh sekolah mulai hari Senin (3/1). Relaksasi kebijakan ini sesuai dengan kondisi PPKM Level 1 yang diterapkan di Jakarta.

Pemerintah DKI Jakarta tetap menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) hingga 100% di tengah hadirnya varian Omicron. PTM tetap dilakukan mempertimbangkan dampak buruk penutupan sekolah bagi masa depan para pelajar. 

Studi terbaru Bank Dunia menunjukkan penutupan sekolah akibat pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan pada kualitas belajar siswa. Kondisi ini dapat berdampak pada potensi hilangnya pendapatan seumur hidup seluruh pelajar generasi saat ini hingga US$ 17 triliun atau setara Rp 242,7 Kuadriliun (kurs Rp 14.280 per dolar AS).

Proyeksi yang dibuat Bank Dunia, UNESCO dan UNICEF tersebut menunjukkan bahwa potensi kehilangan pendapatan seumur hidup oleh pelajar generasi saat ini setara 14% terhadap PDB dunia tahun 2021. Potensi kerugian ini lebih parah dibandingkan perkirakan sebelumnya sebesar US$ 10 triliun yang dirilis pada 2020.

"Hilangnya pembelajaran yang dialami banyak anak secara moral tidak dapat diterima. Potensi peningkatan learning poverty mungkin berdampak buruk pada produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan di masa depan bagi generasi anak-anak dan remaja ini, keluarga mereka, dan ekonomi dunia.” Direktur Global bidang Pendidikan Bank Dunia  Jaime Saavedra dikutip Senin (10/1).

Learning poverty merupakan kondisi di mana pelajar kehilangan kemampuan dalam pembelajaran. Analisis menunjukkan di beberapa negara, rata-rata peningkatan pada kehilangan kemampuan pembelajaran sejalan dengan lamanya penutupan sekolah. Kerugian akibat penutupan sekolah ini diperkirakan lebih signifikan pada ketidakmampuan siswa dalam matematika dibandingkan membaca.

Potensi kerugian dari sisi hilangnya pendapatan seumur hidup tersebut kemungkinan besar dapat pelajar di negara pendapatan menengah. Hal ini karena penutupan sekolah cenderung lebih lama bagi pelajar di negara-negara tersebut dibandingkan negara maju dan negara miskin.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...