Laba UOB Group Melesat 40% Capai Rp 58 Triliun
United Overseas Bank Ltd (UoB Grup) membukukan laba bersih sepanjang tahun lalu mencapai 4,07 miliar dolar Singapura atau setara Rp 43 triliun (asumsi kurs Rp 10.675 per dolar Singapura). Kinerja laba ini melesat 40% dibandingkan tahun sebelumnya 2,91 miliar dolar Singapura.
Pertumbuhan laba didukung oleh kenaikan pendapatan dan biaya pencadangan yang lebih rendah seiring dengan berangsur pulihnya perekonomian Singapura dan perekonomian di kawasan pada tahun ini.
"Memasuki tahun ketiga dari pandemi global, kami meraih peningkatan sebesar 40% dalam laba bersih seiring dengan pulihnya pertumbuhan ekonomi, kegiatan bisnis serta sentimen konsumen," kata Deputy Chairman and CEO UOB Wee Ee Cheong dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (18/2).
UOB membukukan total pendapatan sebesar 9,79 miliar dolar Singapura, meningkat 7% dibandingkan periode sebelumnya sebesar 9,17 miliar dolar Singapura. Pendapatan komisi UOB Group melesat 21% dibandingkan 2020 sebesar 2 miliar dolar Singapura menjadi 2,41 miliar dolar Singapura (Rp 25,6 triliun). Kinerja tersebut ditopang oleh kinerja bisnis wealth management.
Sementara itu, pendapatan bunga bersih UOB Group naik 6% secara tahunan, dari 6,03 miliar dollar Singapura pada 2020 menjadi 6,4 miliar dolar Singapura pada 2021. Margin bunga bersih UOB Grup tetap stabil pada posisi 1,56% di tengah suku bunga yang rendah dan dengan pengelolaan neraca yang proaktif.
Sementara itu, kualitas aset tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah (NPL) di angka 1,6%.
Wee Ee mengatakan bahwa, masa-masa sulit telah dilalui sejumlah negara di Asia Tenggara. Di Singapura, tanda-tanda pemulihan pasar sudah terlihat dengan pertumbuhan pinjaman institusional yang kuat serta rebound dalam belanja kartu kredit dan wealth management.
"Kepercayaan kami terhadap kawasan dipertegas upaya yang konsisten untuk memperdalam waralaba nasabah, serta dalam berinvestasi pada sistem dan perangkat lunak untuk menangani sejumlah nasabah baru besar yang diharapkan, melalui akuisisi dan pertumbuhan yang organik," kata dia.
Ia juga menekankan, akuisisi bisnis nasabah Citigroup di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam yang baru dilaksanakan UOB merupakan strategi tepat yang diterapkan. Akuisisi ini, menurut dia, akan memperluas basis nasabah UOB di empat negara tersebut.
UOB Grup pada Januari mengumumkan langkah terbarunya mengakuisisi bisnis perbankan segmen konsumer Citigroup Inc di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam senilai 4,9 miliar dolar Singapura atau setara Rp 52 triliun. Melalui akuisisi ini, UOB akan menjadi bank ritel terbesar di ASEAN.
Transaksi akuisisi ini mencakup seluruh bisnis retail banking dan kartu kredit, tetapi tidak termasuk bisnis institutional banking. Nilai akuisisi ini setara dengan 1,2 kali nilai buku.
Wee Ee menambahkan, UOB saat ini berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam berbagai kapabilitas seperti rantai pasokan, keberlanjutan, serta digitalisasi untuk memanfaatkan tren struktural yang mendorong pertumbuhan di kawasan.
"Neraca keuangan yang yang kuat, pendekatan bisnis yang terukur, serta kualitas aset yang tangguh akan menempatkan grup meraih peluang-peluang baru di tengah upaya pemulihan di kawasan," kata dia.