Terus Melorot Sejak Awal Tahun, Penawaran Lelang SUN Maret Cuma Rp49 T
Kementerian Keuangan mencatat total penawaran yang masuk (incoming bids) pada lelang Surat Utang Negara atau SUN kedua bulan Maret ini hanya sebesar Rp 49,16 triliun. Jumlahnya lebih rendah dibandingkan penawaran yang masuk pada lelang SUN sebelumnya Rp 61,51 triliun.
Lesunya minat investor ini ikut terimbas perang Rusia dan Ukraina serta kembali menguatnya sentimen kenaikan bunga acuan bank sentral Amerika (The Fed).
"Investor di pasar SBN terlihat masih sangat hati-hati dan memantau secara seksama perkembangan situasi di Ukraina," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Deni Ridwan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/3).
Penawaran yang masuk pada lelang SUN kedua yang digelar pada Selasa (15/3) ini merupakan yang terendah sejak awal tahun. Lelang rutin tujuh seri SUN menyerap dana sebesar Rp 17,25 triliun atau bid-to-cover ratio sebesar 2,85 kali. Nominal yang dimenangkan kali ini juga lebih rendah dibandingkan lelang sebelumnya sebesar Rp 19 triliun.
Selain tertekan oleh konflik di Ukraina, Deni mengatakan lesunya penawaran di lelang kali ini karena pasar juga masih wait and see menjelang pertemuan pembuat kebijakan The Fed (FOMC meeting) hari ini. The Fed diperkirakan akan mulai menaikkan suku bunga acuannya untuk pertama kali setelah tiga tahun lebih tak pernah mengambil langkah ini.
"Investor juga akan mencermati pernyataan The Fed pasca FOMC meeting terkait gambaran kebijakan The Fed, gambaran tingkat inflasi dan ekonomi AS, disaat harga komoditas terutama energi yang tinggi pasca invasi Rusia," kata Deni.
Fokus investor untuk obligasi negara pada lelang kemarin terutama di dua seri benchmark dengan tenor 10 dan 20 tahun yang mencapai 34,15% dari total incoming bids dan 67,83% dari total awarded bids.
Pada lelang kemarin pemerintah melepas tujuh seri SUN yang terdiri atas dua seri Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan lima seri fixed rate (FR). Penawaran tertinggi untuk seri SPN terutama tenor satu tahun dengan total penawaran Rp 17,7 triliun, sementara penawaran paling banyak yang masuk ke seri FR yaitu tenor 10 tahun sebesar Rp 10,06 triliun.
Yield rata-rata tertimbang (WAY) pada lelang SUN keenam ini secara umum naik 3-5 bps apabila dibandingkan dengan level pasar pada penutupan hari sebelumnya. WAY yang dimenangkan untuk seri SPN tenor tiga bulan sebesar 2,1%, SPN tenor setahun sebesar 2,52%. Adapun WAY untuk seri FR masing-masing, tenor 5 tahun sebesar 5,58%, tenor 10 tahun 6,74%, tenor 15 tahun 6,71%, tenor 20 tahun 7,13% dan tenor 29 tahun sebesar 6,98%.
Deni merincikan lelang kemarin juga masih didominasi oleh investor domestik yang mencapai 96,32% dari incoming bids. Sementara itu, partisipasi investor asing pada lelang hari ini mencapai Rp1,81 triliun atau 3,68% dari total incoming bids, dan dimenangkan sebesar Rp1,26 triliun atau 7,29% dari total awarded bids, dengan mayoritas dari tenor 20 tahun.
Lelang kemarin melepas tujuh seri SUN dengan rincian dua seri SPN yakni penerbitan baru untuk seri SPBN03220615 dan penawraan kembali atau reopening untuk SPN12230303. Keduanya dilepas dengan kupon diskonto. Sementara untuk lima seri FR semuanya merupakan reopening dengan rincian sebagai berikut,
FR0090, kupon 5,13% dengan tanggal jatuh tempo 15 April 2027
FR0091, kupon 6,38% dengan tanggal jatuh tempo 15 April 2032
FR0093, kupon 6,38% dengan tanggal jatuh tempo 15 Juli 2037
FR0092, kupon 7,13% dengan tanggal jatuh tempo 15 Juni 2042
FR0089, kupon 6,88% dengan tanggal jatuh tempo 15 Agustus 2051
Sesuai dengan kalender penerbitan SBN tahun 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2022.