Kinerja Ekonomi RI Bagus, Chatib Basri: Bukan Hebat, Kita Beruntung

Abdul Azis Said
3 Agustus 2022, 17:46
chatib basri, pertumbuhan ekonomi, ekonomi global
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ekonom Senior Chatib Basri menilai ekonomi Indonesia tidak terlalu banyak terhubung dengan ekonomi global, seperti Singapura maupun Australia sehingga tidak mendapat pulukan besar dari perlambatan ekonomi dunia.

Ekonomi Indonesia tampak masih cukup kuat saat banyak ekonomi negara lain, termasuk Amerika Serikat dan Cina melambat. Ekonom Senior Chatib Basri menilai kinerja perekonomian domestik yang kinclong sangat dipengaruhi oleh faktor keberuntungan.

"Saya ingin mengatakan bahwa kinerja ini bukan karena Indonesia hebat tetapi karena kita beruntung dalam arti bahwa kita kurang terintegrasi dengan ekonomi global," kata Chatib Basri dalam diskusi daring bertajuk Emerging Markets: Anticipating Strong Headwinds, Rabu (3/8).

Ia menjelaskan, ekonomi Indonesia tidak terlalu banyak terhubung dengan ekonomi global, seperti Singapura maupun Australia. Jaringan produksi kedua negara tersebut benar-benar terkoneksi dengan global. Kondisi ini membuat pukulan kuat ekonomu dunia ke Indonesia relatif lebih kecil dibandingkan dua negara tersebut.

Hal ini juga sempat terlihat saat pandemi Covid-19 memukul  perekonomian dunia. Pada 2020, ekonomi Indonesia terkontraksi 2,07%. Penurunan ini lebih rendah dibandingkan Singapura yang terkontraksi 5,4%. 

Di sisi lain, menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tak akan sekuat negara lain saat ekonomi global pulih. Ia mencontohkan ekonomi Singapura yang melonjak 7,6% pada tahun lalu setelah jatuh dalam tahun sebelumnya karena pemulihan global. Sedangkan ekonomi Indonesia pada tahun lalu hanya tumbuh 3,7%. 

"Jika ingin semacam mengurangi efek limpahan negatif, kita beruntung karena ekonomi Indonesia kurang terintegrasi dengan global, tetapi ketika pemulihan datang, kita mungkin tertinggal," kata dia.

Ekonomi Indonesia masih melanjutkan pertumbuhan positif memasuki tahun ketiga pandemi. Pada kuartal I tahun ini, ekonomi  berhasil tumbuh 5,01%. Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan kompak memprediksi perekonomian domestik masih akan tumbuh di atas 5%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi yang masih kuat ini tercermin dari konsumsi yang masih sangat kuat. Keyakinan konsumen masih tinggi terutama semenjak momentum Ramadan dan lebaran.

"Kuartal II 2021 itu tumbuhnya di atas 7% jadi base-nya cukup tinggi. Namun, kami memperkirakan kuartal kedua ini masih akan bertahan di atas 5%," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, Senin (1/8).

Bendahara negara itu menyebut, pertumbuhan yang kuat bukan hanya didorong oleh konsumsi, tetapi juga investasi dan ekspor. Investasi diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari kuartal pertama. Begitu juga ekspor yang masih sangat kuat sepanjang April-Juni 2022.

Optimisme pertumbuhan tinggi ini datang saat ekonomi dunia kini terlihat melambat. Dua ekonomi terbesra, Cina dan AS kompak melambat. 

Perekonomian Cina hanya tumbuh 0,4% pada kuartal kedua. Padahal, negeri tirai bambu itu biasanya tumbuh di atas 5% dan di atas kinerja ekonomi RI. Sementara ekonomi AS, resmi diumumkan resesi setelah kembali terkontraksi sebesar 0,9% pada kuartal kedua ini.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...