Ekonom Ramal Tekanan Inflasi di Agustus Mereda, Masih Dekati 5%
Tekanan inflasi kemungkinan sedikit mereda pada bulan Agustus tetapi masih berada di level mendekati level 5% secara tahunan. Sementara inflasi secara bulanan diramal turun ke zona negatif alias deflasi setelah beberapa bulan terakhir terus mencatat inflasi.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, inflasi secara tahunan sebesar 4,8% pada Agustus, lebih rendah dari bulan sebelumnya 4,94%. Namun indeks harga konsumen (IHK) secara bulanan diramal mencatat deflasi 0,10% dari bulan sebelumnya inflasi 0,64%.
"Deflasi pada bulan Agustus cenderung didorong oleh deflasi barang bergejolak, terindikasi dari penurunan harga komoditas pangan seperti bawang putih, cabai merah, dan cabai rawit, seiring dengan normalisasi sisi supply," kata Josua dalam risetnya, Rabu (31/8).
Deflasi juga disumbangkan dari sisi barang yang diatur oleh pemerintah. Harga tiket pesawat disebut mulai melandai, seiring dengan harga avtur yang juga diproyeksikan mulai turun.
Namun, inflasi inti diperkirakan meningkat ke level 2,94% secara tahunan dari bulan sebelumnya di 2,86%. Kenaikan ini akibat peningkatan ekspektasi inflasi sejalan dengan potensi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) serta second round effect dari kenaikan inflasi harga bergejolak dan harga diatur pemerintah.
"Inflasi inti diperkirakan cenderung terbatasi oleh penurunan harga emas yang sepanjang bulan Agustus mengalami tren penurunan," kata Josua.
Senada, Kepala Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution juga meramal IHK Agustus sedikit mereda. Inflasi secara tahunan diramal sebesar 4,79% sementara secara bulanan deflasi 0,11%.
Pendorong deflasi secara bulanan pada Agustus karena meningkatnya produksi dan pasokan bahan pangan. Penurunan harga terutama terlihat pada daging ayam, daging sapi, bawang merah, bawang putih, cabai dan lainnya.
"Berakhirnya musim liburan sekolah mendorong harga-harga jasa transportasi dan akomodasi kembali ke level normal setelah mengalami kenaikan yang signifikan selama musim liburan sekolah, menyusul permintaannya yang meningkat signifikan," kata Damhuri dalam risetnya.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman juga memperkirakan IHK secara bulanan mencatat deflasi sebesar 0,12% dengan inflasi secara tahunan sebesar 4,79%. Deflasi didorong penurunan sejumlah harga bahan pangan berkat normalisasi hasil panen dan produksi di tengah cuaca yang kondusif.
"Tarif jasa angkutan udara juga terlihat turun di tengah desakan pemerintah menambah jumlah armada pesawat niaga," kata Faisal dalam risetnya.
Inflasi inti secara tahunan menguat yang diperkirakan naik ke level 2,99%. Kenaikan tersebut seiring dengan membaiknya permintaan dan mobilitas masyarakat sehingga mengakselerasi ekonomi domestik.