Permintaan dan Sumber Melimpah, Medco Genjot Produksi Gas
Perusahaan Pertambangan minyak dan gas bumi, PT Medco Energi Internasional menyatakan, akan lebih banyak memproduksi gas ketimbang minyak bumi. Kebijakan perseroan dilatarbelakangi oleh melimpahnya cadangan sumber gas di Tanah Air.
Direktur Utama Medco Energi Internasional, Hilmi Panigoro mengatakan. produksi gas saat ini menyumbang 75% dari hasil produk perusahaan.
"Minyak masih tetap diperlukan, jadi kami tetap mencari sumber-sumber minyak. Tetapi, cadangan di Indonesia saat ini lebih banyak gas dibandingkan minyak," kata Hilmi saat ditemui wartawan di sela acara IPA Convention 2022 ke-46 dengan tema “Addressing the Dual Challenge: Meeting Indonesia’s Energy Needs While Mitigating Risks of Climate Change” di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (23/9).
Medco saat ini memproduksi gas sebanyak 120.000 barrel oil equivalent per day (BOEPD), sedangkan produksi minyak saat ini berada di 40.000 barel oil per day (BOPD). Adapun sebagian produksi gas Medco dikirim ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas atau PLTG milik PLN.
"Kami memasok gas di beberapa tempat, kebanyakan ke PLN dan ke industri pupuk," ujar Hilmi.
Medco mencatat, pendapatan sebesar US$1,15 miliar atau Rp17,1 triliun (kurs Rp14.925 per dolar AS pada 31 Juni 2022) pada semester I 2022. Pendapatan ini melonjak 80% secara tahunan dibandingkan US$636,3 juta pada semester I 2021.
Pada periode tersebut, produksi migas Medco mencapai 153 juta barel per hari, meningkat 63% dari periode yang sama tahun lalu. Penjualan listrik juga meningkat 45% secara tahunan, demikian pula produksi tembaga yang meningkat 103% dan produksi emas melonjak 538% secara tahunan.
Berdasarkan catatan perusahaan, produksi migas meningkat berkat akuisisi Medco terhadap blok Corridor. Sementara itu, kenaikan penjualan listrik didorong mulai beroperasinya PLTGU Riau dan PLTS Sumbawa tahun ini.
Adapun Medco dapat meningkatkan produksi tembaga dan emasnya berkat peningkatan operasi Fase 7 Tambang Batu Hijau. Perusahaan pun berhasil mencatat laba bersih sebesar US$270,1 juta atau Rp4,03 triliun, naik 480% secara tahunan dibandingkan US$46,49 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Perusahaan juga memastikan akan terus memantau peluang untuk mengakuisisi blok atau lapangan gas bumi. "Kami selalu terus mencari peluang akuisisi blok gas, melalui eksplorasi dan akuisisi,” kata Hilmi.
Sementara itu, data menunjukkan bahwa produksi gas turun tercatat menyusut lebih cepat dibandingkan konsumsinya dalam satu dekade terakhir seperti terlihat dalam databoks di bawah.