Sri Mulyani Sebut Kemungkinan AS dan Eropa Resesi, Ini Dampaknya ke RI

Abdul Azis Said
19 Oktober 2022, 14:46
pertumbuhan ekonomi, ekonomi indonesia, sri mulyani
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
Ilustrasi. Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh di atas 5% pada tahun ini dan tahun depan.

Dua raksasa ekonomi dunia, Amerika Serikat dan Eropa telah dibayangi risiko resesi dengan sejumlah permasalahan. Menteri Keuangan Sri Mulyani mewaspadai resesi di banyak negara ini bisa berdampak ke dalam negeri terutama melalui penurunan kinerja ekspor.

Prospek pertumbuhan ekonomi di banyak negara telah direvisi, terutama di negara-negara maju. Ini terjadi karena kondisi moneter semakin ketat, inflasi meningkat hingga ancaman krisis energi di Eropa. Pertumbuhan negara-negara maju tahun depan dipangkas 0,3 poin menjadi hanya 1,1%, sementara di negara berkembang hanya dipangkas 0,2 poin menjadi 3,7%.

"Revisinya cukup tajam di hampir semua negara. Di Amerika Serikat, ekonomi menurun tajam pada 2022 dan 2023, bahkan sekarang kata-kata resesi bukan hal yang tidak mungkin terjadi di Amerika Serikat," kata Sri Mulyani dalam webinar Pusat Penelitian dan Badan Keahlian DPR, Rabu (19/10).

Outlook pertumbuhan Amerika dipangkas 0,7 poin menjadi hanya 1,6% pada tahun ini. Pertumbuhan tahun depan akan melambat menjadi hanya 1%. Prospek ekonomi di Zona Euro tidak kalah suram. Pertumbuhan tahun depan hanya 0,5% dari perkiraan tahun ini bisa melesat ke 3,1%.

Dua kekuatan besar di benua biru, Jerman dan Italia diperkirakan mengalami kontraksi ekonomi pada tahun depan. Padahal, prospek pertumbuhan ekonomi kedua negara itu justru direvisi ke atas oleh berbagai lembaga internasional pada tahun ini.

"Eropa tahun ini kemungkinan masih tumbuh di atas 3%, tetapi dengan terus menerus terbentur oleh kenaikan harga yang tinggi dna kemudian memaksa bank sentralnya menaikkan bunga secara agresif, diperkirakan tahun 2022 ini hingga 2023 kemungkinan terjadi resesi," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani dalam paparannya juga mengutip laporan IMF yang menunjukkan sepertiga dari perekonomian dunia akan mengalami resesi teknikal, yakni kontras dua kuartal berturut-turut pada tahun ini dan tahun depan. Dalam laporan tersebut diketahui bahwa 31 dari 72 negara yang disurvei kemungkinan akan resesi teknikal.

Bukan hanya ancaman resesi, situasi yang tidak kalah pelik juga terjadi di belahan bumi lainnya. Perlambatan ekonomi Cina, meski tidak sampai memasuki resesi tetap perlu diwaspadai. Pertumbuhan ekonomi Cina tahun ini dan tahun depan masih akan di bawah 5%.

Dari dalam negeri, prospek ekonomi Indonesia cukup aman. Survei berbagai lembaga internasional menunjukkan  pertumbuhan tahun ini dan tahun depan kemungkinan masih di kisaran 5%.

Meski demikian, Sri Mulyani mengakui Indonesia tetap perlu waspada. Perlambatan ekonomi di banyak negara akan mempengaruhi faktor eksternal Indonesia, terutama potensi dampaknya ke ekspor. Saat ekonomi Amerika, Eropa hingga Cina lesuh, maka permintaan terhadap barang ekspor Indonesia juga turun.

Oleh karena itu, Sri Mulyani menyebut perekonomian Indonesia tahun depan akan mengandalkan konsumsi dan investasi untuk mengimbangi risiko penurunan ekspor akibat resesi. Seperti diketahui, lonjakan harga komoditas mendorong kinerja ekspor Indonesia beberapa kuartal terakhir sangat kuat sehingga turut menopang pertumbuhan ekonomi. 

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...