Bank Dunia soal Ekonomi RI 2023: Pertumbuhan Turun, Harga Masih Tinggi
Bank Dunia memangkas prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,1% menjadi hanya 4,8%. Ramalan ini serupa dengan Bank Pembangunan Asia (ADB) yang juga baru memangkas proyeksi pertumbuhan Indonesia tahun depan ke bawah 5%.
"Prospek pertumbuhan bergantung pada risiko penurunan yang signifikan. Permintaan global yang lebih lemah, kondisi pembiayaan global yang lebih ketat, arus keluar modal dan tekanan mata uang dapat memicu pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat dari yang diperkirakan," kata Bank Dunia dalam keterangan resminya, Kamis (15/12).
Bank Dunia memperkirakan, konsumsi tahun depan akan tumbuh melambat di bawah 5%. Ekspor juga tidak akan tumbuh setinggi tahun ini. Namun, investasi diperkirakan menguat pada tahun depan dengan pertumbuhan 5,5%
Pertumbuhan tahun depan melambat dari perkiraan tahun ini yang tumbuh kuat di kisaran 5,2%. Outlook terbaru tersebut sudah direvisi ke atas dari perkiraan sebelumnya 5,1%. Mobilitas yang semakin baik setelah pandemi serta kenaikan harga komoditas menjadi penopang prospek cerah tahun ini.
Bank Dunia melihat prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah 2023-2025 berada di rata-rata 4,9%. "Kondisi ekonomi Indonesia tetap stabil di tengah shock global," kata Bank Dunia
Lembaga ini meramal harga-harga masih akan tinggi pada tahun depan. Rata-rata inflasi tahun depan diperkirakan naik dari perkiraan tahun ini sebesar 4,2% menjadi 4,5%. Inflasi akan kembali ke rentang target bank sentral pada 2024, tetapi masih berada di batas atas mendekati 4%.
Bank Pembangunan Asia (ADB) beberap hari sebelumnya juga telah mengeluarkan laporan terbarunya untuk prospek ekonomi negara berkembang. ADB memangkas prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan dari perkiraan sebelumnya tumbuh 5% menjadi hanya 4,8% dalam perkiraan terbarunya.
"Pertumbuhan pada 2023 akan tertahan oleh melambatnya ekspor barang karena melemahnya perekonomian negara maju. Konsumsi swasta akan kembali ke tren pertumbuhan, serta pengetatan kebijakan fiskal dan moneter," dikutip dari laporan ADB Asian Development Outlook Supplement Desember 2022.
Meski demikian, volatilitas ekonomi global belum banyak mempengaruhi ekonomi Indonesia tahun ini. Prospek pertumbuhan 2022 dipertahankan dari perkiraan sebelumnya di 5,4%.
Pendorong utama pertumbuhan tahun ini terutama dari konsumsi swasta yang terus tumbuh di atas level sebelum pandemi. Investasi juga diperkirakan meningkat. Kedua faktor tersebut mengkompensasi belanja pemerintah yang turun.
Kinerja ekspor juga menopang pertumbuhan karena permintaan terhadap komoditas primer yang kuat. Di sisi lain, ekspor jasa juga tumbuh cepat karena kembalinya turis asing ke dalam negeri.