Orang RI Mulai Liburan, Konsumsi Rumah Tangga Tumbuh 4,9% Tahun Lalu
Badan Pusat Statisrik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga sepanjang tahun lalu tumbuh 4,93% seiring pelonggaran mobilitas masyarakat. Konsumsi rumah tangga tersebut menyumbang lebih dari separuh nilai perekonomian Indonesia tahun lalu.
Pertumbuhan konsumsi tahun lalu naik dua kali lipat dibandingkan 2021 yang hanya tumbuh 2,02%. Ini juga pembalikan kuat dibandingkan tahun pertama pandemi atau pada 2020 yang terkontraksi 2,63%. Meski demikian, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tahun lalu masih di bawah level pertumbuhan sebelum pandemi 5,04% pada 2019.
Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang kuat disebabkan aktivitas dunia usaha yang mendapatkan berkah dari membaiknya mobilitas masyarakat. Faktor lainnya adalah pendapatan masyarakat meningkat, terlihat dari kenaikan setoran pajak penghasilan orang pribadi yang tumbuh 18,36%.
"Membaiknya pendapatan masyarakat mendorong penguatan seluruh kelompok konsumsi, khususnya konsumsi transportasi, komunikasi serta restoran dan hotel," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (6/2).
Pertumbuhan kuat pada konsumsi rumah tangga ini menyumbang 2,61% terhadap total pertumbuhan nasional tahun lalu yang mencapai 5,31%. Komponen ini juga menyumbang 51,87% dari total nominal PDB nasional.
BPS mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,31% merupakan yang tertinggi sejak 2013. Selain dari konsumsi rumah tangga, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh ekspor yang tumbuh 16,3%. Ekspor menyumbang hampir seperempat dari total PDB nasional.
Kinerja moncer pertumbuhan ekspor seiring windfall yang masih berlanjut meksipun melemah menjelang akhir tahun seiring moderasi harga komoditas. Pertumbuhan ekspor jasa juga signifikan didorong kunjungan wisatawan mancanegara.
Komponen lainnya, investasi berhasil tumbuh 3,87% pada tahun lalu, hanya sedikit di atas tahun sebelumnya 3,8%. Hal ini dipengaruhi seluruh jenis barang modal, terutama jenis mesin dan kendaraan. Selain itu, pertumbuhan modal pemerintah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, baik pemerintah pusat maupun daerah, terutama jenis mesin dan peralatan serta jalan, irigasi, dan jaringan.
"Pertumbuhan ekonomi secara tahunan pada kuartal keempat sebesar 5,01%, trennya masih 5% meski melambat. Ini memperlihatkan perekonomian Indonesia tumbuh solid sepanjang 2022. Secara kumulatif, perekonomian Indonesia tumbuh 5,31%," ujar Margo.