Berita konsumsi Terbaru dan Terkini Hari Ini - Katadata.co.id

Pemerintah memaparkan sejumlah indikator yang menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia terkini. Apakah perekonomian RI sudah di jalur yang benar?

Krusial untuk meringankan tekanan berat yang ditanggung oleh kelas menengah, sekaligus memperkuat fondasi kesetaraan ekonomi dan sosial di masyarakat.

Survei KedaiKOPI mengungkapkan pergeseran konsumsi kelas menengah yang lebih fokus pada kebutuhan pokok ketimbang gaya hidup seperti fashion, yang dipengaruhi oleh tekanan ekonomi dan preferensi belan

Menkeu Purbaya bertemu dengan Direktur Utama PLN, membahas peningkatan konsumsi listrik sebagai indikator pemulihan ekonomi, dan berencana memfasilitasi kredit untuk mendukung ekonomi lebih lanjut.

Komisi IV DPR RI menemukan 1200 ton beras Bulog di Ternate yang tak layak konsumsi, disimpan sejak Mei 2024, memicu respons dari Kepala Bapanas dan pertimbangan tindakan lebih lanjut.

PM Anutin Charnvirakul memaparkan strategi kebijakan untuk menghidupkan kembali ekonomi Thailand yang meliputi bantuan utang, likuiditas usaha kecil, serta skema co-payment untuk mendorong konsumsi.

Investigasi BGN mengungkap human error sebagai penyebab keracunan massal MBG di Bandung Barat, dengan dapur SPPG tidak patuhi SOP memicu keterlambatan konsumsi produk.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, meminta Pertamina untuk meningkatkan kualitas pelayanan BBM terkait pergeseran konsumsi dari BBM subsidi ke non-subsidi.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia masih perlu ditingkatkan.

Ekonomi bukan hanya soal angka, tetapi juga soal kepercayaan, etika, dan empati. Tabungan dan konsumsi, investasi dan pertumbuhan, semuanya saling terkait dalam sebuah kisah panjang.

Indef mempertanyakan keakuratan data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dilaporkan oleh BPS untuk kuartal II 2025, menganggap kenaikan yang dilaporkan sebagai fenomena yang tidak sesuai.

Kuartal II 2025 menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif dengan kenaikan PDB tahunan 5,12%, didorong kuat oleh peningkatan konsumsi rumah tangga yang mencapai 4,97%.

BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 sebesar 5,12%, dengan dorongan signifikan dari stimulus pemerintah dan kebijakan suku bunga Bank Indonesia.

Munculnya fenomena rojali, dimana pengunjung mal besar-besaran namun jarang membeli, dikaitkan dengan menurunnya daya beli pasca pandemi dan pergeseran kebutuhan konsumsi.

Ekonom terkemuka Cina menyarankan stimulus tambahan senilai hingga 1,5 triliun yuan untuk mengatasi dampak negatif dari lonjakan tarif AS.