Operasi Moneter Baru BI untuk Tampung Dolar Eksportir Berlaku 1 Maret
Bank Indonesia akan memulai operasi moneter (OM) khusus untuk penempatan repatriasi devisa hasil ekspor (DHE) pada 1 Maret 2023. Dolar eksportir yang disimpan di bank nantinya akan diteruskan sebagai deposit di bank sentral dengan tawaran bunga yang kompetitif.
Ketentuan operasi moneter baru itu diatur dalam peraturan BI (PBI) nomor 24 tahun 2022 yang dirilis pertengahan Desember lalu berupa term deposit (TD) valas DHE. "Mekanismenya, eksportir menarik deposit ke bank, para bank akan meneruskannya ke TD Valas DHE di Bank Indonesia," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (16/2).
Namun demikian, bank yang ditunjuk nantinya hanya bank tertentu yang disebut agen bank. Dalam beberapa keterangan sebelumnya, pejabat BI menyebut bank yang ikut serta adalah yang memiliki eksposur nasabah berupa eksportir.
Adapun tenor yang ditawarkan instrumen ini terdiri atas tenor sebulan, tiga bulan dan enam bulan. Namun demikian, Bank Sentral masih akan mengevaluasi terkait ketentuan tersebut setiap tiga bulan sekali.
Perry memastikan dolar eksportir yang diteruskan agen bank ke BI mendapatkan bunga yang kompetitif. Ia akan memperhatikan indikasi suku bunga valas counterparty BI di luar negeri.
"Tentu saja semakin panjang periode penyimpanannya dan jumlahnya makin besar bunganya akan semakin kompetitif," kata Perry.
BI juga akan memberikan komisi bagi bank untuk setiap devisa eksportir yang diteruskan ke bank sentral. Fee yang ditawarkan juga akan semakin kompetitif jika besaran yang semakin tinggi untuk jangka waktu yang semakin panjang. Ini bertujuan agar bank-bank makin giat memobilisasi DHE.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti dalam kesempatan yang sama dengan Perry mengatakan, peluncuran operasi moneter baru ini bersinergi dengan pemerintah yang juga tengah menyelesaikan revisi PP 1 2019 tentang DHE. Instrumen baru itu disiapkan menjadi outlet untuk menampung dolar para eksportir.
Destry pada bulan lalu juga sempat mengatakan pihaknya memantau ada sekitar 200 perusahaan eksportir sumber daya alam (SDA) yang potensial membawa pulang dan parkir dolarnya ke perbankan di dalam negeri. Pemerintah akan memberikan insentif untuk repatriasi devisa hasil ekspor SDA.
"Kami mengidentifikasi ada hampir 200 perusahaan memiliki potensi hasil ekspor SDA yang cukup besar yang mungkin butuh tempat untuk placement dana mereka," kata Destry Damayanti dalam konferensi pers, Kamis (19/1).
Pemerintah dan Bank Sentral mulai konsen untuk mendorong DHE masuk ke Indonesia setelah melihat data cadangan devisa yang tak banyak bergerak meski ekspor melonjak dalam dua tahun terakhir.