Mantan Kepala PPATK Sebut Ada Praktik Dukun di Ditjen Pajak
Direktorat Jenderal Pajak tengah disorot terkait kasus mantan Pejabat Pajak Rafael Alun yang diketahui memiliki harta tak wajar. Mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein mengungkap, banyak pegawai pajak yang melakukan praktik 'dukun' alias merangkap sebagai konsultan wajib pajak.
Yunus menjelaskan, informasi terkait banyaknya praktik tersebut diperoleh dari salah satu pejabat pajak. "Pernah ada kuesioner ke wajib pajak, adakah mereka menggunakan orang dalam sebagai dukun, jumlahnya ada seratusan. Itu yang dipermukaan saja ," ujar Yunus kepada Katadata.co.id. Kamis (9/3)
Ia menjelaskan, dukun yang dimaksud adalah pegawai pajak turun menjadi konsultan bagi wajib pajak untuk mengakali agar pembayaran pajaknya dapat lebih rendah. "Saya sempat bertanya juga dengan orang dalam, jumlahnya mungkin hampir 5% dari total pegawai pajak," katanya.
Meski demikian, menurut Yunus, tak banyak yang bisa terungkap. Beberapa kasus besar yang terungkap saat ia menjabat sebagai Kepala PPATK pada 2002-2011, antara lain kasus Gayus Tambuan dan Bahasyim Assifie. Sementara kasus besar lainnya, yakni Angin Prayitno, Dhana Widyatmika, Tomy Hindratno, Handang Soekarno, dan Pargono Riyadi.
"Tidak semua maling ketangkap memang," ujarnya.
Katadata.co.id telah menghubungin Dirjen Pajak Suryo Utomo dan Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas (P2Humas) DJP Neilmaldrin Noor melalui pesan singkat, tetapi belum ada jawaban dari keduanya.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebelumnya menemukan, terdapat sejumlah pegawai atau mantan pegawai pajak yang terafiliasi dengan Rafael Alun Trisambodo yang disebut sebagai geng pajak. Namun, Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Keuangan tak menemukan afiliasi Rafael dengan pegawai pajak lainnya saat melakukan investigasi terkait harta kekayaan Rafael.
"Sejauh ini untuk penanganan Rafael Alun Trisambodo, kami memang belum melihat adanya keterkaitan dengan pegawai Kemenkeu. Kalau Rafael lebih kepada pihak terafiliasinya misalnya teman SMA, kakak-adik, orang tua, kami sampai saat ini melihatnya seperti itu," kata Insepktur Jenderal Kemenkeu Awan Nurmawan Nuh dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (8/3).
Juru Bicara Kementerian Keuangan Yustinus Prastowo juga mengaku tak tahu menahu soal adanya dugaan 'geng' pajak yang terafiliasi dengan Rafael. Menurut dia, klaim adanya kubu-kubu tersebut perlu menunggu temuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Saya rasa itu menunggi pemeriksaan KPK saja, kan yang menyampaikan KPK. Kami hormati dan tunggu perkembangan di sana," kata Prastowo ditemui di tempat yang sama dengan Awan.