Rupiah Menguat Pagi Ini Terdongkrak Data Inflasi AS dan Kejatuhan SVB

Abdul Azis Said
15 Maret 2023, 09:45
rupiah, rupiah menguat, dolar AS, SVB bangkrut, Silicon Valey Bank Bangkrut
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Ilustrasi. Rupiah menguat pagi ini bersama mayoritas mata uang Asia.

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 16 poin ke level Rp 15.369 di pasar spot pagi ini. Data inflasi AS yang menunjukkan berlanjutnya penurunan menjadi sentimen tambahan yang memicu ekspektasi bank The Federal Reserve tak lagi agresif mengerek suku bunga setelah kejatuhan Silicon Valley Bank atau SVB.

Mengutip Bloomberg, rupiah terus menguat ke arah Rp 15.352 pada pukul 09.40 WIB atau terapresiasi 0,21% dari penutupan kemarin. Mayoritas mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS pagi ini.

Yen Jepang menguat 0,09%, dolar Singapura 0,28%, dolar Taiwan 0,04%, won Korsel 0,92%, peso Filipona 0,58%, ringgit Malaysia 0,35%, dan baht Thailand 0,30%. Sebaliknya, yuan Cina melemah 0,03% bersama rupee India 0,44% dan dolar Hong Kong 0,02%.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan menguat hari ini setelah data inflasi AS Februari yang dirilis semalam melanjutkan perlambatan dari bulan sebelumnya. Rupiah akan menguat ke arah support Rp 15.330 per dolar AS, dengan potensi resistance di kisaran Rp 15.400 per dolar AS.

Inflasi AS bulan Februari sebesar 0,4% secara bulanan dan 6% secara tahunan, lebih rendah dari bulan sebelumnya. Realisasi tersebut sesuai ekspektasi pasar. Inflasi inti sebesar 0,5% secara bulanan dan 5,5% secara tahunan. 

"Meskipun angkanya masih jauh dari target 2%, tapi di tengah krisis perbankan AS saat ini the Fed bisa mengerem laju kenaikan suku bunganya," kata Ariston dalam catatannya pagi ini, Rabu (15/3). 

Kabar kebangkrutan bank spesialis pemberi pinjaman ke startup asal AS, Silicon Valley Bank mengegerkan pasar pada perdagangan pekan ini. Kejatuhan bank terbesar ke-16 di Amerika itu telah mendorong pembalikan ekspektasi pasar terhadap suku bunga bank sentral AS, The Fed. Pasar melihat The Fed akan mengurungkan niatnya menaikkan laju kenaikan bunga setelah kebangkrutan SVB yang salah satu penyebabnya disinyalir karena pengetatan kebijakan moneter.

Meski demikian, krjatuhan SVB itu juga mendorong sebagian pelaku pasar keluar dari aset berisiko karena kekhawatiran atas efek rambatannya. Hal tersebut berisiko menahan penguatan rupiah hari ini.

Dari dalam negeri, pasar akan menantikan rilis neraca dagang Februari yang akan dirilis BPS siang ini pukul 11.00 WIB. Surplus dagang yang berlanjut diharap membantu penguatan rupiah.

Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan cenderung datang di rentang Rp 15.300-Rp 15.500 per dolar AS. Kurs garuda akan didukung kembalinya pelaku pasar masuk ke aset berisiko tetapi tertekan oleh kenaikan imbal hasil alias yield obligasi AS.

"Investor masih akan terus memantau perkembangan seputar kejatuhan bank di AS. Dari domestik, investor wait and see menantikan data perdagangan Indonesia yang diperkirakan akan kembali surplus US$ 3,3 miliar," kata Lukman dalam catatannya pagi ini.

 

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...