Rupiah Menguat Usai Data Klaim Pengangguran AS Melonjak

Abdul Azis Said
9 Juni 2023, 09:48
Rupiah Menguat Usai Data Klaim Pengangguran AS Melonjak
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta.

Rupiah dibuka menguat 49 poin ke level Rp 14.846 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Data klaim jaminan pengangguran AS yang meningkat pada pekan lalu mendorong ekspektasi bank sentral AS, The Fed akan menahan suku bunga pada pertemuan pekan depan.

Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik melemah Rp 14.856 pada pukul 09.25 WIB, tetapi masih menguat 0,26% dari posisi penutupan kemarin sore.

Mayoritas mata uang Asia lainnya juga menguat seperti won Korsel yang terapresiasi 0,62%, peso Filipina dan ringgit Malaysia 0,20%, serta dolar Taiwan dan Hong Kong masing-masing 0,07% dan 0,04%.

Rupiah diramal menguat setelah data klaim pengangguran di AS lebih tinggi dari ekspektasi pasar. Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah menguat ke arah Rp 14.850, dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.950 per dolar AS.

Klaim asuransi pengangguran di AS pada pekan yang berakhir 3 Juni tercatat sebanyak 261 ribu. Jumlahnya naik 28 ribu dibandingkan pekan sebelumnya dan di atas ekspektasi pasar 235 ribu. Klaim ini juga mencapai rekor tertingginya sejak Oktober 2021.

Ariston menyebut klaim yang lebih tinggi dari ekspektasi ini juga berpengaruh terhadap persepsi pasar terhadap arah kebijakan suku bunga The Fed. Pasalnya, klaim yang tinggi ini menunjukkan jumlah pengangguran bertambah, sinyal tekanan di pasar tenaga kerja mendingin.

"Dengan pemburukan kondisi tenaga kerja, pasar lebih condong berekspektasi bahwa The Fed mungkin akan bertahan tidak menaikkan suku bunga acuannya," kata Ariston dalam catatannya pagi ini, Jumat (9/6).

Inflasi yang rendah di Cina juga disebut bisa mempengaruhi rupiah hari ini. Inflasi konsumen Cina masih tercatat rendah 0,2% secara tahunan pada bulan lalu. Indeks harga di tingkat produsen bahkan deflasi lebih dalam dari perkiraan pasar.

Ariston menyebut, data inflasi ini bisa mengindikasikan perlambatan ekonomi di Cina. Ini bisa menekan rupiah karena Cina menjadi mitra dagang utama Indonesia, sehingga perlambatan di negara tersebut bisa berefek ke Indonesia.

Senada, analis pasar uang Lukman Leong memperkirakan rupiah hari ini menguat di tengah sentimen risk on pelaku pasar setelah data pengangguran AS meningkat. Ia menyebut data ini meredakan ekspektasi pasar yang sebelumnya mengantisipasi The Fed akan menaikkan suku bunga lagi.

"Dari domestik, pasar menanti data cadangan devisa yang diperkirakan stabil," kata Lukman dalam catatannya.

Ia memperkirakan rupiah bergerak di rentang Rp 14.800-14.900 per dolar AS. 

Reporter: Abdul Azis Said

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...