Pemerintah Tarik Utang Rp 6 Triliun Lewat Lelang SBSN
Pemerintah meraup dana sebesar Rp 6 triliun dari lelang enam seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara pada Selasa (1/8). Total penawaran yang masuk mencapai Rp 22 triliun.
Keenam seri SUN yang dilelang Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan terdiri dari satu seri penerbitan baru yakni SPNS30012024 dan lima seri pembukaan kembali, yakni PBS036, PBS003, PBSG001, PBS037, dan PBS033. Adapun lelang dilakukan melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI). Adapun lelang dilakukan melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI).
Berikut hasilnya:
- PBS036
Nominal yang dimenangkan Rp1,75 triliun. Penawaran yang masuk untuk seri ini sebesar Rp8,74 triliun dan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,92997%.
- PBS003
Nominal yang dimenangkan Rp900 miliar dari penawaran yang masuk Rp 2,60 triliun. Adapun imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan yaitu 5,80325%.
- PBSG001
Nominal yang dimenangkan yaitu Rp1,95 triliun. Penawaran yang masuk untuk seri tersebut senilai Rp4,18 triliun. Sementara imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan adalah 6,03337%.
- PBS037
Nominal yang dimenangkan Rp1,15 triliun dari penawaran yang masuk sebesar Rp3,48 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan seri tersebut adalah 6,43009%.
- PBS033
Penawaran yang masuk dari seri ini adalah Rp964 miliar dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,66288%.
- SPNS30012024
Pemerintah memutuskan tidak menyerap dana meski mendapatkan penawaran masuk Rp2,06 triliun.
Kementerian Keuangan sebelumnya berencana mengurangi penerbitan surat berharga negara (SBN) pada tahun ini. Rencana ini seiring kinerja penerimaan negara yang masih cukup bagus sepanjang awal tahun ini.
"Kami mengantisipasi. Dalam hal dengan penerimaan yang cukup besar, maka penerbitan SBN bisa diturunkan sesuai dengan kondisi keuangan yang cukup baik pada kuartal satu ini," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers daring, Senin (22/5).
Kementerian Keuangan mencatat, realisasi pembiayaan utang pada semester pertama tahun ini baru mencapai Rp 166,5 triliun atau 23,9% dari target APBN 2023. Pembiayaan utang yang turun seiring dengan kinerja pendapatan negara yang kinclong sehingga mendorong surplus pada APBN mencapai Rp 152 triliun pada paruh pertama 2023.
Realisasi pembiayaan pada semester pertama tahun ini juga lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 196,9 triliun. Padahal, menurut Sri Mulyani, tren pembiayaan utang pada tahun lalu juga sudah menurun.
"Tren ini harus dijaga, karena situasi global yang cenderung dengan kenaikan suku bunga tinggi dan volatilitas tinggi. Eksposure pembiayaan utang harus dijaga di level aman, yang dilakukan dengan menurunkan pembiayaan utang," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers, Senin (24/7).