Rupiah Menguat di Tengah Rontoknya Mayoritas Mata Uang Asia
Nilai tukar rupiah menguat 0,2% ke level 15.156 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat (4/8). Namun, penguatan rupiah diperkirakan akan terbatas dan masih berpotensi melemah karena investor cenderung menantikan data terbaru ketenagakerjaan di Amerika Serikat.
Mengutip Bloomberg, mayoritas mata uang Asia justru melemah terhadap dolar AS hingga pukul 09.30 WIB. Rupee India melemah 0,18%, baht Thailand 0,21%, dolar Taiwan 0,19%, yen Jepang 0,09%, yuan Cina 0,02%, serta won Korea Selatan dan peso Filipina masing-masing 0,33%. Di sisi lain, dolar Singapura menguat 0,06%, ringgit Malaysia perkasa 0,19%, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.
Pengamat pasar uang Lukman Leong memperkirakan rupiah hari ini menguat di tengah koreksi pada dolar AS setelah data indeks manajer pembelian atau PMI Manufaktur yang dirilis Institute of Supply Management/ISM (dikenal juga sebagai ISM Services PMI) lebih lemah dari perkiraan.
"Namun penguatan akan terbatas, dengan investor cenderung wait and see menantikan data nonfarm payroll AS malam ini. Rupiah akan bergerak dalam rentang 15.100-15.200 per dolar AS, " kata Lukman kepada Katadata.co.id. Jumat (4/8).
Sementara itu, Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah berpotensi melemah hari ini. Sentimen negatif setelah penurunan peringkat utang AS oleh Fitch di pasar keuangan terlihat masih belum hilang. Sebagian indeks saham Asia juga masih terlihat bergerak negatif pagi ini karena pelaku pasar kemungkinan masih mengalihkan aset ke aset aman.
"Pelaku pasar juga menantikan data tenaga kerja AS bulan Juli versi pemerintah yang akan dirilis malam ini. Sebelumnya di hari Rabu, data tenaga kerja AS versi swasta masih menunjukkan angka pertumbuhan yang positif," ujarnya.
Menurut Ariston, data tenaga kerja yang bagus bisa menjadi alasan untuk The Fed menaikan suku bunga acuannya lagi tahun ini karena bisa berimbas ke kenaikan inflasi. Kondisi tersebut dapat mendorong penguatan dolar AS.
"Rupiah berpotensi melemah ke 15.200, dengan support di kisaran 15.150 per dolar AS," kata dia.