Pejabat The Fed Beri Sinyal Suku Bunga AS akan Naik Lagi
Pejabat The Federal Reserve melihat masih dibutuhkan kenaikan suku bunga untuk menurunkan inflasi hingga mendekati target bank sentral sebesar 2%. The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya mencapai 5,25% ke level 5,25%-5,75%, tertinggi dalam dua dekade terakhir.
"Kami telah membuat kemajuan dalam menurunkan inflasi selama setahun terakhir, tetapi inflasi masih jauh di atas target 2% FOMC," kata Gubernur The Fed Michelle Bowman seperti dikutip dari Reuters, Kamis (8/8).
Bowman menyoroti pasar tenaga kerja yang masih ketat. Lowongan kerja masih jauh lebih banyak melebihi jumlah tenaga kerja yang tersedia. Melihat kondisi tersebut, ia pun mendukung kenaikan suku bunga pada pertemuan Juli.
The Fed pada bulan lalu telah menaikkan suku bunga acuan 25 bps ke kisaran 5,25% hingga 5,5%, Namun, Bosman melihat kenaikan suku bunga tambahan masih diperlukan.
"Saya akan melihat data apakah inflasi berada pada jalur penurunan yang konsisten dan bermakna karena saya mempertimbangkan apakah kenaikan lebih lanjut dalam suku bunga dana federal akan diperlukan, dan berapa lama suku bunga dana federal perlu tetap pada tingkat yang cukup ketat," kata dia.
Bowman adalah salah satu anggota komite penetapan suku bunga Fed yang lebih hawkish. Ia membuat komentar serupa dalam pidatonya pada Sabtu (5/8/2023) di Colorado, menggarisbawahi kenaikan suku bunga lebih lanjut kemungkinan akan dibutuhkan guna membawa inflasi turun ke target Fed 2,0 persen.
Adapun Hawkish biasa muncul sebagai respons untuk menggambarkan kebijakan moneter yang cenderung kontraktif, seperti menaikkan suku bunga atau mengurangi neraca bank sentral. Sebaliknya, dovish biasanya diterjemahkan pasar ketika bank sentral berbicara tentang penurunan suku bunga atau meningkatkan pelonggaran kuantitatif untuk merangsang ekonomi.
"Kami harus tetap bersedia untuk menaikkan suku bunga dana federal pada pertemuan mendatang jika data yang masuk menunjukkan bahwa kemajuan inflasi terhenti," kata dia.
Para pejabat The Fed dijadwalkan akan memutuskan kebijakan moneter lebih lanjut dalam pertemuan mereka pada 20 September. Pertemuan ini memiliki jeda panjang dari pertemuan sebelumnya sehingga memungkinkan mereka meninjau data inflasi, pasar kerja, dan ekonomi makro.
Setelah kenaikan suku bunga terbaru pada Juli, Gubernur The Fed Jerome Powell membuka peluang untuk kenaikan lain pada September, tetapi juga mengisyaratkan bahwa data yang menunjang dapat menyebabkan jeda kenaikan suku bunga.
Dengan harga konsumen yang melandai lebih cepat dari perkiraan pada Juli, pasar secara luas memperkirakan Fed akan kurang agresif dengan sikap kebijakan moneternya.
Banyak investor dan beberapa ekonom, dengan optimisme, saat ini bertaruh melawan kenaikan suku bunga lebih lanjut, dan mereka bahkan memperkirakan langkah bank sentral selanjutnya adalah penurunan suku bunga pada bulan-bulan pertama tahun depan.