Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal II Di Atas Ekspektasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal kedua tahun ini tumbuh di atas ekspektasi analis pasar. Seperti diketahui Produk Domestik Bruto atau PDB nasional tumbuh 5,17% secara tahunan pada April-Juni 2023.
Pertumbuhan kuartal kedua lebih tinggi dari kuartal pertama 2023 sebesar 5,03% secara tahunan. Sri Mulyani menilai pendorong utama pertumbuhan pada kuartal kedua adalah daya beli yang masih terjaga.
"Selain itu, kebijakan kami untuk menjaga stabilitas harga dan menurunkan inflasi. Itu sangat membantu," kata Sri Mulyani dalam saluran resmi Sekretariat Presiden yang dikutip Jumat (11/8).
Badan Pusat Statistik atau BPS mendata konsumsi rumah tangga tumbuh 5,23% secara tahunan pada kuartal kedua. Namun pertumbuhan tertinggi terjadi pada konsumsi pemerintah hingga 10,62%.
Sri Mulyani menjelaskan belanja pemerintah yang tinggi pada April-Juni digunakan untuk bantuan sosial. Di samping itu, Sri Mulyani menilai pertumbuhan ekonomi didukung oleh membaiknya performa investasi.
Data BPS menunjukkan Pembentukan Modal Tetap Bruto atau PMTB hanya tumbuh 4,63%. Akan tetapi, ia menilai investasi pada kuartal kedua 2023 meningkat cukup baik.
Pasalnya, pertumbuhan PMTB pada kuartal pertama 2023 hanya 2,11%. Oleh karena itu, Sri Mulyani berharap perbaikan iklim investasi dapat menjaga momentum pertumbuhan investasi.
Performa ekspor dan impor nasional berakhir di zona merah pada kuartal kedua 2023. Menurut Sri Mulyani, capaian negatif tersebut berkaitan erat dengan kondisi pasar global yang masih lemah.
BPS mendata performa ekspor tumbuh negatif sebesar 2,75%, sementara itu capaian impor tumbuh negatif hingga 3,08%. Walau demikian, Sri Mulyani menilai kondisi pasar dunia relatif membaik dibandingkan proyeksi sebelumnya.
"Proyeksi tahun lalu menyebutkan Eropa akan mengalami resesi dan inflasinya akan cukup tinggi. Akan tetapi, perkembangan terakhir agak membaik," ujar Sri Mulyani.