Rupiah Melemah Didorong Sinyal The Fed Pertahankan Suku Bunga Tinggi
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah 0,01% ke level 15.381 pada perdagangan pagi ini, Kamis (21/9). Para pengamat pasar uang memperkirakan tren pelemahan ini akan terus berlanjut.
Analis pasar uang, Lukman Leong, memperkirakan rupiah akan melemah terhadap dolar AS setelah pengumuman hasil pertemuan bank sentral AS, The Federal Reserve.
Lukman menilai The Fed bersikap lebih agresif dalam memperketat kebijakan moneter (hawkish) dengan memberikan sinyal akan kenaikan suku bunga sekali lagi tahun ini.
“The Fed meyatakan akan menahan suku bunga tinggi untuk waktu yang lebih lama,” katanya dalam keterangan tertulis.
Lukman pun memperkirakan rupiah pun diperkirakan akan bergerak dalam rentang 15.350-15.450.
Pengamat pasar uang, Ariston Chendra, menilai langkah The Fed tersebut mencerminkan bahwa inflasi AS belum turun sesuai dengan harapan. Apalagi pertumbuhan ekonomi AS semakin membaik yang bisa meningkatkan peluang inflasi untuk naik lagi.
“The Fed sangat menekankan pentingnya mengendalikan dan menurunkan inflasi bagi perekonomian AS ke depan,” katanya.
Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS naik mengantisipasi kemungkinan peningkatan suku bunga acuan AS yang akan lebih tinggi lagi.
Ariston mengatakan, harga minyak mentah yang masih tinggi juga masih bisa memberikan sentimen negatif ke aset berisiko seperti rupiah. Hal itu karena kenaikan harga minyak bisa menaikan inflasi yang bisa menurunkan aktivitas ekonomi.
Dari dalam negeri, Ariston menilai hasil pertemuan Bank Indonesia sore nanti mungkin tidak terlalu mempengaruhi rupiah. Bank sentral kemungkinan masih bertahan dengan kebijakan sebelumnya karena melihat perekonomian Indonesia yang masih bagus.
“Potensi pelemahan hari ini ke arah 15.450, dengan potensi support di kisaran 15.350,” kata Ariston dalam risetnya.
Sejumlah mata uang Asia juga masih menunjukkan tren pelemahan terhadap dolar AS. Dolar Hongkong turun 0,03%, dolar Singapura anjlok 0,13%, peso Filipina turun 0,22%, yen Cina turun 0,11%, ringgit malaysia turun 0,13%, dan baht Thailand turun 0,19%.
Menurut Forbes Advisor, rupiah termasuk mata uang terlemah di dunia berdasarka nilai tukarnya terhadap dolar AS.