Goldman Sachs: Permintaan Minyak dan Tembaga dari Cina Melonjak
Goldman Sachs memperkirakan, permintaan Cina terhadap banyak komoditas utama telah tumbuh kuat. Bank Investasi asal Amerika mencatat, permintaan Cina terhadap tembaga, bijih besi, dan minyak hingga saat ini telah melampaui perkiraan mereka.
Menurut catatan Goldman Sachs, permintaan Cina terhadap tembaga telah naik 8% secara tahunan. Sementara permintaan terhadap bijih besi dan minyak naik masing-masing sebesar 7% dan 6% secara tahunan.
“Kekuatan permintaan ini sebagian besar disebabkan oleh kombinasi pertumbuhan yang kuat dari ekonomi hijau, penyelesaian jaringan listrik dan properti,” demikian laporan Goldman Sachs seperti dikutip dari CNBC, Senin (2/10).
Meski sektor properti Tiongkok yang terpuruk masih berjuang untuk pulih, Goldman Sachs mencatat bahwa ekonomi hijau di Cina telah menunjukkan kekuatan yang signifikan sepanjang tahun ini. Hal ini mendorong lonjakan permintaan logam yang terkait dengan transisi hijau, seperti tembaga.
Ekonom Goldman mengaitkan serbuan tembaga ramah lingkungan di Tiongkok sebagian besar disebabkan oleh instalasi tenaga surya di darat. Pertumbuhan instalasi tersebut pada tahun ini berada pada tingkat yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan Global Energy Monitor pada Juni, kapasitas pembangkit listrik tenaga surya yang beroperasi di Tiongkok telah mencapai 228 GW, lebih besar dari gabungan seluruh kapasitas pembangkit listrik tenaga surya di seluruh dunia. Negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini juga telah melipatgandakan kapasitas pembangkit listrik tenaga angin dan surya, lima tahun lebih cepat dari targetnya pada 2030.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Goldman Sachs, permintaan tembaga ramah lingkungan Tiongkok naik 71% pada bulan Juli dibandingkan tahun lalu. Peningkatan permintaan terutama terjadi untuk kebutuhan energi terbarukan dengan kenaikan permintaan meningkat 130% sepanjang tahun ini yang didorong melonjaknya permintaan terkait tenaga surya.
Pemulihan di sektor manufaktur Tiongkok juga meningkatkan permintaan logam dasar, seperti aluminium “Peningkatan tren manufaktur sejauh ini pada kuartal ketiga juga bertepatan dengan menguatnya tingkat impor logam dasar,” kata laporan tersebut.
Produksi industri Tiongkok tumbuh sebesar 4,5% pada bulan Agustus dibandingkan tahun lalu, melampaui perkiraan para analis sebesar 3,9%.