Strategi Jokowi Jaga Pertumbuhan Ekonomi di Tahun Politik
Presiden Joko Widodo mengaku memiliki strategi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di masa transisi pergantian kepemimpinan sekaligus tahun politik. Caranya, dengan menjaga peningkatan aktivitas ekspor dan investasi nasional sebagai sumber pertumbuhan ekonomi.
"Kuncinya ekspor dan investasi dijaga agar terus meningkat, ini tidak mudah. Itu jadi dasar pertumbuhan ekonomi," ujar Jokowi usai menghadiri acara BNI Investor Daily Summit, Selasa (24/10).
Menurut dia, basis pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini masih bergantung pada komponen konsumsi, baik pemerintah maupun swasta. Maka itu, dia berharap komponen ekspor dan investasi bisa menopang ekonomi domestik.
Dalam pidato pembukaan acara, Jokowi juga mengaku bersyukur Indonesia masih bisa mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5%, meski di tengah pelemahan ekonomi global.
Terkait pelemahan rupiah, menurut dia, depresiasi mata uang terhadap dolar Amerika Serikat juga masih aman dan tidak mengganggu keuangan Indonesia.
“Kemarin saya bertemu dengan Gubernur Bank Indonesiadan OJK saya tanya pertumbuhan kredit di angka berapa. Menurut saya masih tumbuh baik di 8,96%. ini angka yang menurut saya cukup baik,” kata Jokowi.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan melaporkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) kembali mencatatkan surplus akhir Agustus 2023, seiring dengan pertumbuhan pendapatan yang lebih besar dari belanja negara.
APBN mencetak surplus sebesar Rp 147,2 triliun atau setara 0,7% dari produk domestik bruto (PDB) pada Agustus 2023.
Pencapaian ini lebih tinggi ketimbang Agustus 2022 yang surplusnya sebesar Rp107,9 triliun. "(Surplus APBN per Agustus 2023) tumbuh 36,5% secara tahunan," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (20/9).