Rupiah Lunglai ke 15.939 per US$, Dipicu Sentimen Serangan AS ke Iran
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tercatat berada di level 15.939 pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (27/10), melemah 19 poin atau 0,12% dari penutupan sebelumnya yang sebesar 15.920.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia turut melemah ke posisi 15.941 dari sebelumnya 15.933.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan pelemahan rupiah dipengaruhi laporan terkait militer AS menyerang fasilitas Iran di Suriah yang memicu aliran dana ke aset-aset aman atau biasa disebut dengan istilah safe haven.
“Serangan tersebut yang dilakukan terhadap dua fasilitas di Suriah Timur merupakan pembalasan atas serangan baru-baru ini terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah,” ujar Ibrahim seperti dikutip Antara, Jumat (27/10).
Serangan terhadap pasukan AS meningkat sejak dimulai konflik antara Israel melalui Hamas pada awal Oktober 2023. Berita ini dianggap meningkatkan kekhawatiran atas eskalasi konflik Timur Tengah yang lebih luas.
Menurut pengamat pasar uang Ariston Tjendra, rupiah melemah karena rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal III 2023 jauh lebih baik dibandingkan kuartal II 2023, yakni 4,9% dari 2,1%.
“Data ini menunjukkan ekonomi AS masih solid, sehingga masih memungkinkan untuk Bank Sentral AS menaikkan suku bunga acuannya untuk meredam inflasi ke target 2%,” katanya.
Selain itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga masih memicu sentimen hindari risiko di pasar keuangan yang membebani rupiah sebagai aset berisiko.
Secara historis, perang antara Israel dengan Hamas berlangsung selama 2-3 bulan. Ini berarti nilai tukar rupiah berpotensi terganggu mengingat babak eskalasi baru dimulai sejak 7 Oktober 2023.
