KSSK Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global 2023-2024 Melambat

 Zahwa Madjid
3 November 2023, 12:50
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keterangan pers seusai menggelar rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (22/1/2020).
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keterangan pers seusai menggelar rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (22/1/2020).

Komite Stabilitas Sistem Keuangan mengatakan pertumbuhan ekonomi global pada 2023 hingga 2024 akan melambat dengan ketidakpastian global yang meningkat tinggi. Ketua KSSK dan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan hal tersebut sejalan dengan perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF).

“ Ekonomi Amerika Serikat (AS) pada 2023 masih tumbuh kuat terutama ditopang konsumsi rumah tangga dan sektor jasa, sedangkan Cina melambat karena pelemahan konsumsi dan krisis di sektor properti,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, Jumat (3/11).

Tekanan inflasi diperkirakan masih tinggi dipicu oleh kenaikan harga energi dan pangan akibat eskalasi konflik geopolitik, fragmentasi ekonomi, dan fenomena El Nino.  Untuk mengendalikan inflasi, suku bunga kebijakan moneter di negara maju, termasuk Federal Funds Rate (FFR) diperkirakan masih tetap berada pada level yang tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama. 

“Kenaikan suku bunga global diperkirakan akan diikuti dengan kenaikan imbal hasil obligasi tenor jangka panjang negara maju, khususnya obligasi pemerintah AS,” ucapnya. Perkembangan tersebut memicu aliran keluar modal asing dari negara berkembang ke negara maju dan mendorong penguatan signifikan dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia.

Diberitakan sebelumnya, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi negara Asia Tenggara pada tahun ini dan 2024. Penurunannya sebesar 0,4% menjadi 4,2% untuk 2023. Lalu, tahun berikutnya turun 0,3% menjadi 4,6%.

Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF Krishna Srinivasan mengatakan revisi tidak hanya mencerminkan lemahnya pertumbuhan dan permintaan eksternal. "Tapi juga lesunya permintaan domestik karena berkurangnya revenge consumption atau konsumsi balas dendam dan pengetatan kebijakan moneter," katanya pada Oktober lalu. 

Reporter: Zahwa Madjid
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...