Bukan Favorit Petani, Ini 3 Komoditas Penyumbang Inflasi Tertinggi

 Zahwa Madjid
5 Desember 2023, 12:22
Ilustrasi: Tiga komoditas yang penyumbang inflasi terbesar adalah cabai merah yang memberikan andil inflasi 0,16%, komoditas cabe rawit andil inflasi 0,08%, bawang merah memberikan andil inflasi 0,03%.
ANTARA FOTO/Henry Purba/agr/aww.
Petani memeriksa kondisi tanaman cabai di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (7/11/2023). Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengajak setiap pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat untuk menanam cabai secara mandiri sebagai upaya pengendalian inflasi daerah seiring naiknya harga cabai.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan tiga komoditas utama penyumbang inflasi tertinggi pada November 2023. Padahal komoditas tersebut tidak termasuk komoditas favorit yang diusahakan oleh petani.

Tiga komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah cabai merah yang memberikan andil inflasi 0,16%, komoditas cabe rawit andil inflasi 0,08%, bawang merah memberikan andil inflasi 0,03%.

Komoditas tersebut menyumbang kontribusi besar pada inflasi November 2023. Tercatat, pada periode tersebut, terjadi peningkatan inflasi sebesar 0,38% dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan indeks harga konsumen (IHK) naik dari sebelumnya 115,64 menjadi 116,08.

Hal ini berdasarkan Sensus Pertanian 2023 (ST2023) pada pada periode 1 Juni 2023 - 31 Juli 2023. ST2023 merupakan sensus pertanian ketujuh yang dilaksanakan BPS, sejak dimulai pada 1963.

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan tiga komoditas tersebut tidak termasuk 10 komoditas paling banyak diusahakan oleh usaha pertanian perorangan.

“Namun, ketiga komoditas ini bukan termasuk pada 10 komoditas yang paling banyak diusahakan petani perorangan berdasarkan ST 2023,” kata Amalia dalam dalam Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 di Jakarta, Senin (4/12).

Sementara tiga komoditas lain yang paling banyak diusahakan petani perorangan adalah padi sawah inbrida dengan persentase 32,08%. Diikuti oleh ayam kampung biasa dengan persentase 18,51% dan sapi potong yang mencapai 13,91%.

Dia menilai petani lebih memilih berkutat pada padi sawah inbrida karena lebih populer dibandingkan padi sawah hibrida karena proses budidaya yang relatif lebih mudah dan ongkos produksi lebih murah.

Selain itu, tiga komoditas penyumbang inflasi justru tidak menjadi komoditas yang paling diusahakan oleh Usaha Pertanian Berbadan Hukum (UPB) karena komoditas pilihan petani adalah kelapa sawit (37,25%), udang air payau (5,82%), dan karet (4,96%).

Sedangkan komoditas lain yang banyak diusahakan oleh Usaha Pertanian Lainnya (UTL) adalah kangkung (13,88%), cabai rawit (12,97%), dan terung (11,49%).

Dengan kondisi itu, Amalia menegaskan, perlunya adanya usaha untuk mendorong pertanian baik secara perorangan maupun yang lainnya. Dengan fokus pada komoditas pertanian yang menyumbang inflasi.

"Hal ini dapat dengan melakukan usaha atau menanam cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah menjadi bagian yang diusahakan untuk bisa memberikan kontribusi atau meminimalkan tekanan inflasi yang bersumber dari komoditas - komoditas tersebut," ujarnya.

Sebagai informasi, dalam data Sensus Pertanian 2023 yang baru saja diluncurkan, mencatat jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) sebanyak 29.3 juta unit, turun 7,45% dibandingkan Sensus Pertanian 2013 lalu yang sebanyak 31.7 juta unit.

Berikut 10 komoditas yang paling banyak diusahakan petani perorangan di 2023

1. Padi Sawah Inbrida (32,08%)
2. Ayam Kampung Biasa (18,51%)
3. Sapi Potong (13,91%)
4. Kelapa (10,64%)
5. Jagung Hibrida (1032%)
6. Kambing Potong (9,31%)
7. Kelapa Sawit (8,58%)
8. Ubi Kayu (6,97%)
9. Karet 6,64%
10. Padi Sawah Hibrida (6,03%).

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...