Strategi Bahlil Capai Investasi Sektor Hilirisasi 30% di 2024
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menargetkan 30% investasi pada 2024 yang diproyeksikan mencapai Rp 1.650 triliun akan berasal dari sektor hilirisasi. Jika dikalkulasikan, investasi dari sektor hilirisasi akan mencapai Rp 495 triliun pada 2024.
Bahlil menyebut hilirisasi termasuk pada sektor-sektor yang mengusung prinsip keberlanjutan. “Karena saya ingin menciptakan investasi yang berkualitas. Hilirisasi itu nilai tambah,” ujar Bahlil dalam acara diskusi publik di Jakarta, Senin (11/12).
Ia pun menekankan bahwa hilirisasi tidak hanya bisa dilakukan oleh pengusaha-pengusaha besar. Namun, dari skala unit usaha kecil menengah (UKM) pun bisa melakukannya.
“Hilirisasi bukan hanya bisnis besar hanya pada kelas bisnis bisnis besar yang membutuhkan modal besar, menguasai pasar untuk hilirisasi pada rakyat menengah dan kecil. Jangan dianggap besar besar semua pembangunan hilirisasi,” kata Bahlil.
Di sisi lain, sumber daya alam Indonesia yang melimpah harus dapat dikelola secara bijak dan berkelanjutan lewat hilirisasi dan industrialisasi guna memberikan nilai tambah yang maksimal untuk kepentingan nasional.
Misalnya meningkatkan ekspor, menghasilkan devisa, meningkatkan pendapatan negara, serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Hilirisasi juga dapat mendukung pencapaian sasaran SDGs, khususnya terkait penciptaan lapangan kerja yang layak, mitigasi perubahan iklim dan pengentasan kemiskinan serta ketimpangan.
Bahlil juga menjelaskan, bahwa Indonesia memiliki potensi penyimpanan CO2 terbesar dunia sehingga investor bisa membangun hilirisasi menggunakan sumber energi baru terbarukan sekaligus tetap berkontribusi pada upaya mengurangi emisi lewat teknologi carbon capture, utilization and storage (CCUS).
Adapun CCUS merupakan teknologi inovatif yang dapat menangkap emisi CO2 dari aktivitas industri dan pembangkit listrik, sehingga tidak terlepas ke atmosfer.
Sebelumnya, Kementerian Investasi telah menetapkan peta jalan hilirisasi investasi strategis dengan potensi nilai US$ 545,3 miliar sepanjang tahun 2023-2035 untuk 21 komoditas dari delapan sektor prioritas meliputi sektor mineral dan batu bara, minyak dan gas bumi, serta perkebunan, perikanan, kelautan, dan kehutanan.
Sementara sejak Januari hingga September 2023, Kementerian Investasi/BKPM telah meraih nilai investasi pada sektor industri hilir sebesar Rp 266 triliun. Nilai ini mencapai 25,3% dari total realisasi investasi yang mencapai Rp 1.053,1 triliun.