Impor Melonjak, Surplus Neraca Dagang November Menipis jadi US$ 2,41 M

Agustiyanti
15 Desember 2023, 09:56
ekspor, surplus neraca perdagangan, neraca perdagangan, impor
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/Spt.
Ilustrasi. BPS mencatat ekspor pada November sebesar US$ 22 miliar, turun 0,96% dibandingkan bulan sebelumnya US$ 22,15 miliar.

Badan Pusat Statistik mencatat surplus neraca perdagangan pada November 2023 surplus US$ 400 juta, jeblok dibandingkan bulan sebelumnya yang masih mencapai US$ 3,8 miliar. Surplus neraca perdagangan yang menipis disebabkan meningkatnya impor di tengah ekspor yang menurun. 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini mencatat ekspor pada November sebesar US$ 22 miliar, turun 0,96% dibandingkan bulan sebelumnya US$ 22,15 miliar. Kinerja ekspor bahkan anjlok 8,56% dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 24,06 miliar. 

Di sisi lain, menurut dia, impor naik cukup kencang pada bulan lalu sebesar 4,89% dibandingkan Oktober mencapai US$ 19,59 miliar. Kinerja impor juga naik 3,29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Pada November 2023, surplus neraca perdagangan tercatat sebesar US$ 2,41 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan telah mencatat surplus selama 43 bulan berturut-turut," ujar Pudji dalam konferensi pers, Jumat (15/12). 

Pudji menjelaskan, penurunan ekspor secara bulanan terutama terjadi pada komoditas migas yang mencapai 6,39% menjadi US$ 1,28 miliar, sedangkan ekspor nonmigas turun 1,28% turun menjadi US$ 20,72 miliar. 

"Penurunan ekspor terutama karena penurunan ekspor hasil minyak yang turun 29,95% dibandingkan bulan sebelumnya," kata dia. 

Ia menjelaskan, penurunan ekspor pada sektor nonmigas terutama terjadi pada sektor industri industri pengolahan yang turun 0,43% secara bulanan menjadi US$ 16,07 miliar. Sedangkan industri pertanian, kehutanan, dan perikanan turun sangat tipis menjadi US$ 370 juta. 

Di sisi lain, kenaikan impor secara bulanan terjadi pada komoditas migas dan nonmigas masing-masing sebesar 8,79% dan 4,08%. Impor migas pada November tercatat US$ 16,1 miliar, sedangkan impor migas US$ 3,49 miliar. 

"Kenaikan impor nonmigas secara bulanan disebabkan kenaikan besi dan baja 16,34%, ampas dan sisa industri makanan naik 31,98%, dan pupuk yang naik 76,58%," kata dia. 

Sementara kenaikan impor migas didorong oleh impor minyak mentah  yang naik sebesar 9,39%, hasil minyak naik 10,77%, dan gas naik 11,55%. 

Adapun berdasarkan penggunaannya, kenaikan impor bulanan terutama terjadi pada impor barang konsumsi yang mencapai US$ 10,53% menjadi US$ 2,01 miliar. Sementara itu, impor  barang modal naik 6,98% menjadi US$ 3,66 miliar dan impor bakan baku/penolong naik 3,42% menjadi US$ 13,92 miliar. 

Neraca Perdagangan Januari-November Anjlok 

BPS mencatat surplus neraca neraca perdagangan pada Januari-November 2023 sebesar US$ 33,63 miliar, anjlok 16,91 miliar dibandingkan periode yang sama tahun ini. Kinerja ekspor dan impor sepanjang tahun ini juga lebih rendah dibandingkan tahun lalu. 

Pudji mencatat, ekspor  Januari–November 2023 mencapai US$236,41 miliar atau turun 11,83% dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara itu, impor pada periode yang sama turun 6,77% menjadi US$ 202,78 miliar. 

Menurut data BPS, neraca perdagangan sektor nonmigas sebenarnya masih mencatatkan surplus US$ 51,64 miliar, tetapi terjadi defisit sebesar US$ 18,01 miliar di sektor migas. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...